Macau, sebuah kota administratif spesial Republik Rakyat Tiongkok yang terletak di bagian selatan Tiongkok, sudah menjadi primadona bagi para pelancong sejak lama. Orang pergi ke Macau untuk sekedar melihat lihat kotanya, berbelanja, berwisata kuliner, atau yang paling menarik, untuk berjudi.
Macau disebut juga "Las Vegas of Asia" karena banyaknya Casino dan tempat berjudi mewah yang tersebar di seluruh kota. Macau sangat terkenal dengan "Gambling Tourism" atau wisata berjudinya.
Industri ini sudah legal dan diregulasi oleh pemerintah Macau dan Tiongkok. Ekonomi Macau sebagian besar disumbang dari pendapatan industri Casino dan pariwisata. Bahkan, pendapatan dari industri casino dan perjudian di Macau dapat mencapai 7 kali lipat pendapatan casino di Las Vegas, Amerika Serikat.
Gambling Tourism ini memang sangat menarik untuk wisatawan dari berbagai negara. Sensasi bermain Roulette, Black Jack, Poker, atau Slot Machine, itu yang menjadi daya tarik dan pengalaman tersendiri. Untuk masuk ke dalam Casino, kalian harus berumur 21 tahun keatas. Akan ada anggota security yang memeriksa kartu identitas sebelum masuk.Â
Apakah Macau hanya ada tempat casino? Tentu tidak. Banyak hal yang bisa dilakukan di Macau, yang tentunya halal dan tidak ada hubungannya dengan judi.
Macau adalah kota yang cukup kecil dan padat penduduk, yang pada zaman dahulu menjadi daerah pendudukan bangsa Portugis. Macau sangat kaya akan budaya Portugis yang bisa terlihat dimana-mana. Bangunan-bangunan di Macau masih banyak dipengaruhi oleh budaya dan arsitektur khas Portugis.Â
Salah satu gereja yang sudah runtuh adalah gereja St. Paul, yang hanya menyisakan tembok depan gereja dan beberapa pilar yang masih utuh. Reruntuhan ini menjadi ikon wisata paling terkenal di Macau, yaitu Ruins of St. Paul, yang menjadi situs warisan budaya UNESCO.Â
Selain bisa melihat megahnya arsitektur gereja yang sudah runtuh itu, kita juga bisa melihat alat-alat ritual ibadah gereja tersebut yang tersimpan rapi di museumnya.
Selain wisata budaya, tentu saja wisata kuliner tidak boleh dilewatkan. Makanan di Macau tentu saja dipengaruhi oleh budaya Portugis. Selain itu, makanan di Macau juga dipengaruhi budaya Kanton dan India.Â
Kebanyakan wisatawan pasti mencari Portuguese Egg Tart atau bahasa Portugisnya Pastel de Nata. Kue tar lembut dengan isian susu dan telur yang manis. Mudah menemukan jajanan yang satu ini. Setiap belokan sepertinya ada yang menjualnya, namun biasanya wisatawan pergi ke tempat yang sudah terkenal seperti Pastellaria Koi Kei atau Lord Stow's Bakery.
Salah satu makanan yang terkenal adalah Bacalhau, yaitu ikan kod yang bisa dimasak dengan apapun. Biasanya bacalhau ini dimasak dengan dijadikan kroket, namanya Pasteis de Bacalhau atau dijadikan sup. Makanan portugis biasa disajikan dengan roti, bukan nasi.
Selain makanan asin, ada juga dessert menarik ala portugis, namanya Serradura. Arti dari Serradura adalah bubuk gergaji. Masa iya makan bubuk gergaji? Ternyata bukan serbuk kayu dari gergaji, tapi pudding susu dengan topping remahan biskuit yang menyerupai serbuk kayu bekas gergaji. Rasanya manis seperti makan es krim dipadu dengan renyahnya remahan biskuit.
Dari mulai fashion, makanan, kosmetik, olahraga, sampai oleh oleh gantungan kunci dan magnet kulkas semua ada disini. Area ini sangat ramai dan selalu dipenuhi wisatawan. Orang Indonesia juga suka kesini lho, saat saya pergi kesana rasanya di setiap belokan mendengar orang mengobrol dengan bahasa Indonesia.
Hati-hati tersesat di Senado Square, karena jalannya cukup kecil dan bercabang cabang. Jangan sampai hilang saat mengeksplorasi toko-toko yang ada, ditambah lagi dengan adanya lautan manusia.
Macau menggunakan bahasa Kanton, Inggris, dan Mandarin untuk bicara, namun ada juga yang menggunakan bahasa Portugis. Untuk pergi ke Macau, saya sarankan untuk menggunakan Tour. Sudah banyak Tour Macau yang dijual di travel agent yang biasanya digabung dengan tour Hong Kong, Shenzhen, atau Zhuhai.
Itulah Macau yang memiliki pesonanya sendiri, dan bukan selalu tentang judi, karena kata Bang Rhoma judi itu menjanjikan kemenangan tapi awal dari kekalahan.
Salam Kangen Jalan-jalan.
Referensi: Mingjie Sheng, Chaolin Gu. (2018). Economic growth and development in Macau (1999--2016): The role of the booming gaming industry. Cities, Vol 75, 72-80
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H