Mohon tunggu...
Alexander Fiandre Readi
Alexander Fiandre Readi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017

Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud, Program Double Degree STP Trisakti - Guilin Tourism University, Program Studi S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Perjalanan Mencari Mi Terenak di Tiongkok

29 Maret 2021   22:40 Diperbarui: 30 Maret 2021   06:16 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangkuk Mi Pangsit di Changsha|Dokumentasi pribadi Alexander F

Mi dan berbagai bahan lainnya ditumis dengan api besar dengan banyak cabai kering dan lada Sichuan. Penyajiannya cukup unik dengan mangkuk yang besar, rasanya gurih dan sangat pedas, cocok dengan selera orang Indonesia. 

Malaxiangguo juga sudah bisa ditemukan di Indonesia, sepertinya sudah banyak yang menjualnya di Jakarta dan kota besar lainnya.

Malaxiangguo di dekat kampus Guilin|Dokumentasi pribadi Alexander F
Malaxiangguo di dekat kampus Guilin|Dokumentasi pribadi Alexander F
Sudah bosan di Guilin, akhirnya saya dan teman-teman menabung untuk travelling ke daerah lainnya. Akhirnya saya tiba di Changsha. Di manapun saya berada, pasti saya mencari makanan enak karena saya hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup. 

Datanglah saya ke kedai mi kecil karena bau masakannya harum. Penjualnya ramah dan kami mengobrol sebentar, dia bingung saat tahu saya dari Indonesia karena mungkin jarang ada orang asing yang makan di kedainya. 

Semangkuk mi pangsit sederhana disajikan. Minya tipis dan lembut dengan kuah bening dengan taburan bawang goreng. Saat kucoba, rasanya seperti makan sup baso abang-abang di Indonesia, rasanya sama persis, tak kusangka bisa menemukan rasa itu di negeri nan jauh di sana.

Semangkuk Mi Pangsit di Changsha|Dokumentasi pribadi Alexander F
Semangkuk Mi Pangsit di Changsha|Dokumentasi pribadi Alexander F
Perjalanan makanku berlanjut, kali ini saya berangkat ke Shenzhen, salah satu kota terbesar dan modern di Tiongkok, untuk magang. Tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, pencarian makanan berlanjut. 

Ada banyak kedai kecil di sekitar hotel tempat magang yang menjual makanan sederhana seperti mi goreng dan nasi goreng. Kedai-kedai itu menjadi tempat makanku sehari-hari. 

Rasanya sangat familiar, seperti rasa mi goreng dari restoran Tiongkok di Indonesia. Tipe mi yang digunakan juga mi kuning yang biasa dipakai untuk mi goreng tek-tek.

Selagi di Shenzhen, saya menyempatkan diri untuk menyeberang ke negara tetangga yang masih negara Tiongkok, namun adalah daerah administratif khusus, Hong Kong. 

Disinilah saya menemukan mi yang sangat enak. Hong Kong terkenal akan minya yang sangat tipis, elastis, dan bertekstur sedikit renyah, sehingga saat memakan mie Hong Kong akan terasa setiap gigitannya. 

Hong Kong memiliki banyak hidangan mi yang terkenal, misalnya "Wonton mee", mi dengan pangsit udang. Namun kali ini makanan yang saya coba adalah "Beef Brisket Noodle", mi kering dengan kaldu sapi dan daging sengkel sapi yang meleleh di mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun