Kenapa orang akhirnya run away healing ke wisata alam atau ke luar negri pahadal mereka sedang banyak masalah di rumah? Â Karena hal tersebut cara mereka lari dari kenyataan, walaupun akhirnya mereka Kembali lagi, tapi itu cara mereka untuk me-refresh otaknya, ya ga salah~.
Okey~ salah satu orang paling hebat itu contohnya tentara, Ketika kalian cek masuk tentara itu tidak hanya cek fisik, salah satunya cek mental. Kenapa? Yang mereka pegeng itu senpi, kalau salah megangnya mereka bisa membunuh orang yang tidak bersalah atau temannya sendiri. Maka, tentara itu tidak hanya sehat fisik, tapi dari segi mental juga.
Bayangkan, dilepas di hutan belantara sendirian atau dengan kelompok kecil pegang senpi dan sedang mengamankan negara, itu berat. Banyak tentara setelah perang WW2 mengalami ptsd (Post-Trauma Syndrome Disorder). Jadi pas malem-malem selalu kebangun dan lagi di posisi peperangan, hal ini merupakan contoh berat.
Orang yang berimajinasi itu bisa jadi mereka lari dari kenyataan yang dimana hal itu harus diobati, tapi jangan pernah mendiagnosa diri sendiri. Â Â
Teman-teman muda gen z kalau punya gangguan terhadap mental, langsung cari pertolongan kepada ahli atau cari tempat untuk ngobrol yang sesuai dengan ahlinya (psikiater atau psikolog). Jangan dari katanya, katanya, apalagi gugel sehingga kalian melakukan sesuatu yang di luar sesuai dengan aturan medis. Â Hal tersebut itu sangat-sangat berbahaya.
Perkembangan teknologi itu rata-rata akan membuat manja dan wajar, jadi kalau ada anak muda yang tiba-tiba diberi tugas banyak sama dosennya terus galau terus ngadu ke psikater, itu hak mereka. Lebih baik mereka seperti itu daripada mendiagnosa diri sendiri.
Kalau kalian ke Japan itu lebih parah lagi, ada sebuah hutan yang isinya itu "orang-orang yang bunuh diri", dimarahi karena nilainya aja bisa suicide.  Kita tidak ada hak unuk ngejugde, kalau gue yaa itu hak-hak  dan duit-duit mereka, toh yang dapat duitnya dokter atau psikiater.
Bye~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H