Mohon tunggu...
Alexander Ferdi
Alexander Ferdi Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Hai

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perangkap Paylater (Beli Sekarang Bayar Nanti)

12 Oktober 2023   09:03 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:11 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cepat banget approvalnya, karena memang  proses verifikasinya bisa dibilang sat set bangetlah. Bahkan 24 jam udah bisa daftar, tidak perlu nunggu telponan sama CS atau sama bagian kredit dari bank dulu itu semua udah bisa di approve.

Makanya hal ini nyambung ke data statistic pengguna pay later yang ngebludak banget. Pay later udah jadi seperti pilihannya kawula muda (kiw kiw) untuk beli-beli barang untuk show off di sosmed mereka. Sedangkan kartu kredit jadinya ujung-ujungnya pilihan ya para boomer-boomer gitu.

Mei 2023 pengguna pay later sudah ada diangka 72,88 juta kontrak. Satu tahun kebelakang itu kenaikkannya sampai 33% dari yang sebelumnya ada diangka 54,7 juta kontrak pada tahub 2022 dan yang jadi masalah dari sebanyak itu pengguna, 62% pemilik rekening paylater adalah kawula muda dan 60% penyaluran dana dari paylater itu juga masuk ke pemilikkan rekening yang usianya diantara 19 sampai 34 tahun.

Tidak lupa juga kalau memang mayoritas paylater yang dikatahui itu mereka cara pembayarannya benar-benar jauh lebih gampang juga dari kartu kredit. 

Factor yang memang tidak ada habis-habisnya, tapi yang cukup membedakan paylater dari kartu kredit ada di bagian bunganya. Karena bunga bank di Indonesia dibatasin di angka 2%, paylater ini belom punya batasan yang rata dan tiap layanan paylater punya bunga yang berbeda-beda dari 0-4%. Tapi dari bunga yang bisa sampai 4% ini, kenapa(?) layanan paylater tetap bisa laku.

Pdahal kalau beli barang udah jutaan kan lumayan juga itu per bulannya bisa bayar sampai ratusan ribu 4%-nya. Jawabannya buat pertanyaan tersebut tentunya ada di system cicilannya yang lumayan variative dari 3, 6, hin gga 9 bulan dan ada yang satu tahun.

Secara psikologi Masyarakat juga lihatnya seperti 'ah gak masalah cuma ratusan rebu doang, Cuma berapa persen kok tigak begitu berasa juga'. Padahal bunganya tidak kecil juga  dan belum lagi kalau cicilan tersebut didurasi yang lebih lama. Bunga dan biaya layanannya juga makin gede dan kecil-kecil dianggap kecil lama-lama makin numpuk.

Nah, bisa dikatakan paylater itu profil resikonya benar-benar tidak aman buat Masyarakat luas kalau tidak bisa dipakai dengan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun