Mohon tunggu...
Alex Candra Adi Pratama
Alex Candra Adi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Desa, Permasalahan dan Proker KKN di Desa Kraton, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember

12 September 2021   20:52 Diperbarui: 12 September 2021   21:05 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Mayoritas Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Kraton (Dokpri)

Masih banyak pelaku usaha makanan di Desa Kraton yang belum memiliki nama atau label agar produknya lebih dikenal oleh masyarakat. 

Sehingga selama masa pandemi COVID-19 dan semenjak berlakunya kebijakan PPKM ini, sangat dirasakan oleh pelaku usaha makanan di Desa Kraton ini salah satunya yaitu dengan omset penjualannya menurun lumayan drastis. 

Dengan munculnya masalah ini, maka saya, Selia Fenida , Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Kraton ini, tertarik untuk membantu pelaku usaha makanan di desa ini, keluar dari masalah mengalami omset penjualan yang menurun tersebut. 

Oleh karena itu dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini ditetapkan program mengajak (mengisisiasi) pelaku usaha makanan melakukan 'Pelatihan Pemasaran dan inovasi Produk Wirausaha dan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Strategi Digital Marketing'  yakni dilakukan melalui sosial media seperti Facebook, dan Instagram.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village 

Kegiatan pengabdian untuk membantu dan memberikan pengaruh kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 di Desa Kraton, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember ini mulau dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021. 

Metode pelaksanaan KKN yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah yang pertama adalah menerapkan digital marketing yaitu dengan mulai memasarkan produk lewat online seperti lewat sosial media dan marketplace. 

Selain itu juga yang kedua adalah dengan menciptakan pemasaran baru secara konvensional yakni dengan adanya delivery order atau makanan yang bisa diantar di rumah.

Pembimbingan dan pelatihan yang akan dilakukan kepada para pelaku usaha memiliki beberapa metode, diantaranya dengan memperkenalkan model pemasaran baru yang sesuai di masa pandemi COVID-19 ini dengan digital marketing yang pemasarannya berbasis online, bisa dilakukan melalui handphone. 

Dengan memperkenalkan model pemasaran online ini diharapkan para pelaku usaha sudah memiliki gambaran tentang bagaimana cara memasarkan produk mereka agar lebih dikenal masyarakat dan jangkauannya lebih luas. 

Selain itu juga diharapkan para pelaku usaha bisa menjadi inovatif dalam menentukan varian produknya agar lebih menarik dan bisa menarik peminat dari masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun