Allahuakbar, allahuakbar
Seruan merdu itu berkumandang jua, menggemakan seantero Bandung yang turut bersuka cita. Akhirnya, nikmat puasa yang ketiga berhasil kami rasakan, yakni renjana nikmat kala melahap gehu dan bala-bala di waktu berbuka. Puluhan bala-bala gehu kulumat bersemangat, seraya dengan seruput es melon beserta biji selasih yang acap bermain di kerongkonganku.
Ya, pengorbanan akan lapar dan nafsu yang tertahan bisa dileluasakan sekarang. Bala-bala habis, sepiring gehu tandas, kami berbondong-berbondong menuju masjid Al-Khoer sebelum kembali menyantap seporsi nasi bersama tahu bejek yang masih hangat. Indahnya Ramadhan tahun terakhir menjamahkan rindu di hatiku.
***
Allahuakbar, allahuakbar
Azan magrib berkumandang cukup keras dari biasanya. Bisa kutebak, mungkin karena larangan untuk membuka masjid sudah disirnakan. Tak mengapa, mungkin seruan lantang ini menjadi wujud atas pelampiasannya yang terus terbelenggu dulu.
“Assalamualaikum, Bang. Buka pintunya dong!” terdengar suara nyaring Bunda dari pintu depan. Aku yang terkapar lesu, segera berlari membukakan pintu.
Alhamdulillah, ternyata Bunda membatalkan buka bersamanya di luar, berganti dengan beberapa bungkus bakso Malang untuk kami sekeluarga. Kugeledah kantong plastik berisikan bala-bala pedas, walau tentu berbeda rasanya dengan masakan Wa Iis di provinsi seberang. Ah, masih rindu dalam kalutnya pikiran dengan bejibunnya masalah seputar corona yang ambigu.
Salat magrib berjamaah terlaksana, dengan aku sebagai imamnya, lalu bungkusan bakso Malang dibuka. Pada akhirnya, kami masih bisa merasakan nikmat kesejahteraan berbuka puasa bersama keluarga. Jikalau kita telisik situasi para pejuang garda depan itu, masih banyak dari mereka yang mengalami kesenjangan dengan sanak famili mereka.
Tanpa kita sadari, bulan Ramadhan selalu membubuhkan kenikmatannya kepada segenap jiwa insan. Namun, hanya saja perspektif insanlah yang terlalu memedulikan kekurangan dibanding rahmat Allah yang stagnan berderai. Ya, bagaimanapun juga, manusia tidak luput dari dosa dan lupa bukan?