Aku mengiyakan dengan sedikit ketakutan dan juga harapan bahwa ini semua adalah yang terakhir dia menjadi milikku.
Hanya dengan beberapa bulan saja, masalah kembali datang menghampiri dan kamipun putus kembali. Begitu terus selama selang berapa bulan sampai hubunganku dengannya mendekati tahun ke-3.
Ketika hari seminggu mendekati hari ulang tahunku yang ke-19 (yang ketika itu aku mulai memasuki bangku kuliah), dia menghilang begitu saja entah kemana. Aku bertanya kesana-sini dan tak ada yang mengetahuinya. Temanku berkata bahwa dia akan memberikan kamu sebuah kejutan untukku nanti.
Dan hari ulang tahunku-pun akhirnya tiba dan ternyata dia tak mengucapkan sepatah kata-pun, bahkan menanyakan kabarku-pun dia tidak ada. Kembali ku bertanya kepada temanku, dan mereka menjawab mungkin memang dia sudah ingin pergi dari hidupmu.
Dan setelah sebulan lebih, dia menghubungiku kembali. Sontak saja kaget ketika ku buka ternyata ada chat dari dirinya. Dan begitu kubuka ternyata benar dia.
"hai as, bagaimana kabarmu?" tanya nya
"baik-baik saja. Kemana saja kamu selama ini?" balasku
"setelah sebulan lebih ini, aku belajar hidup tanpa dirimu. Aku mencoba mandiri dari manjanya diriku padamu. Dan akhirnya aku bisa". Balasnya cepat
"trus setelah semua ini bagaimana?" tanyaku dengan perasaan takut akan berakhirnya hubungan in. Dan ternyata semua yang kupikirkan benar.
"aku ingin hubungan ini sampai disini saja. Akupun sudah mendapatkan seorang cewek calon penggantimu" jawabnya
"setelah semua ini? Setelah kuberikan keperawananku padamu? Setelah kulayani kau ketika kau dirundu nafsu? Setelah ku menenangkan dirimu ketika kau dirundung masalah dengan Bandmu itu? Setalah kau berjanji hubungan ini akan sampai akhir kita? Apakah begitu teganya kau padaku? Tai lo. Anjing lo. Emang tai lo" balasku dengan perasaan seih dan marah.