"Kapan kejadiannya?" tanya Vivie.
"Sepuluh tahun yang lalu," jawab Ales.
"Yola, Kak Sandi, Mama, dan Papa ga boleh tahu soal ini, kalau mereka tahu bisa heboh. Tapi bukannya ini malah bagus ya? Kalau Papa tahu soal ini otomatis Papa akan pindah lagi. Tapi aku yakin Papa ga mungkin balik ke Bogor, soalnya kan Papa ditugaskan di sini oleh Boss-nya. Apa yang harus aku lakuin?" batin Vivie.
"Kamu penasaran ga soal Angel yang hilang itu?" tanya Ales.
"Entahlah. Memangnya kamu penasaran?" tanya Vivie balik.
"Tentu saja. Pembunuh seperti apa sih yang bisa lolos dari kejaran polisi dengan membawa seorang anak perempuan hingga sepuluh tahun lamanya?" jawab Ales.
"Aku rasa kecil kemungkinannya kalau sekarang Angel masih hidup," ucap Vivie.
"Tapi seandainya pembunuh itu membunuh Angel, ga mungkin mayat Angel hilang gitu aja. Apalagi Polisi udah nyebarin foto Angel sampai ke luar pulau Jawa," kata Ales.
"Mungkin mayat Angel dikubur disuatu tempat," ucap Vivie bertanya-tanya.
BERSAMBUNG. . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H