Mohon tunggu...
alessandra acristie
alessandra acristie Mohon Tunggu... Jurnalis - trying my best to write something here.

i hope my writings could be useful.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Klathak Pak Jede, Kuliner Wajib Wisatawan Yogyakarta

12 November 2019   00:23 Diperbarui: 12 November 2019   00:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta merupakan kota dengan berbagai destinasi wisata dan juga kuliner pastinya. Selain Gudeg, ternyata Sate Klathak masuk dalam jejeran teratas makanan khas Yogyakarta yang wajib dicoba.

Sate Klathak Pak Jede Khas Jejeran ini berlokasi di Jl. Nologaten No. 46, Nologaten, Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, DIY. Lokasinya yang cukup strategis ini membuatnya ramai pengunjung. 

Buktinya saja, dari Sate Pak Jede dapat ditempuh selama kurang lebih 9 menit dari Bandar Udara Adisucipto. Tak hanya itu, terdapat beberapa universitas dan tentu banyak kos-kosan disekitarnya.

Sebelum membahas lebih lanjut, sebenarnya apasih sate klathak itu? Sate klathak adalah sate yang identic dengan daging kambing yang ditusuk menggunakan jeruji besi dan dibakar dengan bumbu khasnya. 

Cukup unik bukan? Biasanya sate klathak disuguhkan dalam 2 tusuk jeruji besi, nasi dan kuah tongseng per-porsinya. Jangan khawatir teman, potongan dagingnya cukup besar sehingga dijamin bakal kenyang.Pak Haris merupakan pengelola tempat makan yang sudah cukup memiliki nama ini. 

Pria berusia 35 tahun ini mengaku telah merintis usaha kuliner ini sejak Oktober 2013 atau sudah kurang lebih 6 tahun. "Iya Mbak, tempat ini sudah berdiri kurang lebih 6 tahun, terhitung sejak Oktober lalu." Tempat makan satu ini buka dari jam 11 siang hingga 11 malam.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Parkiran yang luas, tempat makan yang luas serta pelayanan yang sangat baik membuatnya selalu dirindukan para pecinta sate klathak. Pak Haris mengaku bahwa sate Klathak memiliki banyak saingan, apalagi di Jl. Imogiri yang sudah sangat terkenal. Namun hal tersebut tak membuatnya takut, baginya Sate Pak Jede memiliki kekhasannya sendiri.

Hal ini dapat dilihat dari daging kambing yang sangat gurih dan kaya rasa. Tak tanggung-tanggung, ia memberitahu saya mengenai bumbu yang digunakan untuk satenya. 

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra

"saya buka-bukaan aja ya, Mbak. Kami cuma menggunakan garam, bawang putih dan kemiri sebagai bumbunya dengan komposisi yang sudah ditentukan, tidak ada yang lain." Tuturnya saat ditemui di Sate Pak Jede. 

Selain Sate Klathak, Pak Jede juga menyediakan beberapa menu berbahan dasar kambing lainnya seperti, sate bakar/ goreng, tengkleng, tongseng, nasi goreng kambing, gulai, dan juga kicik. Harga yang ditawarkan juga relatif terjangkau dan setara dengan rasa serta pelayanan yang diberikan. Kisarannya dimulai dari Rp. 22,000.00 hingga Rp. 28,000.00 per-porsinya.

Sumber: pulung.net
Sumber: pulung.net
Sejarah Sate Klathak Pak Jede Khas Jejeran
Sate Klathak sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Walaupun dalam perkembangannya banyak mengalami inovasi-inovasi. Pak Haris yang berasal dari Jejeran yang merupakan salah satu tempat para penjual sate klathak bersaing.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Saat itu, ia berpikir mengapa ia tak membawa Klathak Khas Jejeran ke kota Yogyakarta dibandingkan warga Jogja yang harus ke sana. Pemikiran yang sangat ekonomis dan membuahkan hasil.

Awal mula nama Pak Jede juga terbilang cukup unik. Pak John Hidayat selaku investor adalah inspirasi dari nama sate yang terkenal satu ini. "Awalnya mau di beri nama Pak Dayat. 

Tapi saya bilang jelek, mending buat yang lebih unik saja, John Dayat (JD). Tapi ditambah 'e' agar lebih mudah untuk dibaca. Jadilah akhirnya Pak Jede." Kata pria yang sudah memiliki dua orang anak ini.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Tak hanya itu, awalnya sate yang dikelola Pak Haris ini belum ramai pengunjung dan karyawan yang dimiliki juga hanya 8 orang. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha ini, kini Sate Pak Jede sudah memiliki 17 karyawan yang terbagi atas dua shift.Suka Duka Mengelola 

Rumah Makan Sate Klathak Pak Jede
Setiap hal dalam hidup tentu memiliki cerita suka dukanya tersendiri. Sama halnya dengan Pak Haris. Ia pernah merasakan kehilangan semua karyawannya di tahun kedua merintis usaha kuliner ini. Namun ia tak takut, bahkan ia segera bangkit dan mengumpulkan tim barunya.

Tak hanya itu, usaha dibidang kuliner juga terbilang cukup riskan dengan competitor yang banyak. Itu pula yang dirasakan oleh Pak Haris di mana tak sedikit yang berusaha menjatuhkan usaha ini lewat media sosial. Misalnya saja dengan memberi review yang buruk di google review.

Padahal menurutnya, mereka sudah berusaha memberi pelayanan yang terbaik. "Padahal ya Mba, kami sudah mencoba memberi pelayanan terbaik seperti jika ada yang dagingnya masih keras, saya suruh gak osa bayar. 

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra

Kalau misalnya minumannya ada kotoran langsung kami ganti. Tapi namanya juga usaha, pasti ada saja yang mencoba menjatuhkan." Jelasnya.

Tak hanya duka yang dirasakannya, tentu terdapat suka dalam mengelola wisata kuliner ini. Ia mengaku merasa senang dapat membuka cabang baru di daerah ... tak hanya itu, ia juga mengaku senang mendapatkan tim yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri dan selalu bekerja maksimal.

Tak jarang juga ia mendapat complain dari pengunjung karena irisan dagingnya lebih kecil dibandingkan dengan Sate Klathak Pak Pong. Namun di sana ia mengajak pengunjungnya berdiskusi bersama. Ia menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh Pak Jede jauh lebih besar.

Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Sumber: Foto Pribadi Alessandra
Hal ini tentu dikarenakan oleh biaya sewa tempat, opreasional, dan lainnya. Sedangkan Pak Pong sendiri sudah memiliki tempatnya, mereka tak perlu mengeluarkan biaya sewa. Tak berhenti di situ, biaya operasional yang dikeluarkan juga lebih kecil dan pelanggan di sana sangat membludak.

Para pengunjung Pak Pong bahkan rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan dua tusuk sate jeruji besinya yang berukuran besar. Namun dari segi pelayanan, Pak Jede dapat menyuguhkan makanan lebih cepat. Kemudian dari jarak yang ditempuh, tentunya Pak Jede lebih mudah untuk dicapai.

Harapan ke depannya
"Untuk kedepannya sih ya kami berharapnya dapat membuka cabang lagi di luar jogja, mengembangkan ke bisnis lainnya juga seperti sate ayam mungkin." Ujarnya sembari tertawa.

Sebelum kami mengakhiri perbincangan, beliau mengingatkan kepada anak muda yang ingin merintis usaha, jangan pernah takut ambil resiko, pokoknya percaya selama apa yang kita lakukan adalah hal yang benar. 

Tak hanya itu saja, namun juga jangan pernah takut tersaingi karena rejeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun