Mirisnya, ditengah tingginya hoaks yang tersebar di Indonesia, Indonesia memiliki tingkat literasi media yang paling rendah karena budaya malas membacanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UNESCO pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara di dunia.
Cara membedakan berita kredibel dan nonkredibel
Berikut cara membedakan apakah suatu berita/ portal berita kredibel dan tidak dapat dicek dengan situs:
- Pengecekan berita hoaks : Cekfakta.com
- Identifikasi situs abal-abal: Domainbigdata.com , Whois.com , Pandi.idÂ
- Identifikasi gambar hoaks : Image.google.com , Tineye.com Â
- Identifikasi waktu upload gambar : amnestyusa.org
- Menelusuri akun facebook : peoplefindthor.dk
- Mengecek lokasi dari gambar : bing.com/maps , wikimapia/org
Anda dapat mengecek kredibilitas suatu portal berita, maupun beritanya sendiri melalui website di atas.
Semoga setelah membaca artikel ini, kita semua dapat lebih peka terhadap berita hoaks. Â Apabila kita telah menemukan judul yang mengandung unsur provokatif, kita harus segera mengecek kebenarannya.Â
Dengan demikian, kita dapat terhindar dari hoaks. Selain itu, diharapkan juga ketika membaca suatu berita, kita tidak mudah percaya dan tersulut emosi. Karena itulah tujuan dari disebarkannya hoaks.Â
Diharapkan Indonesia terus gencar mengadakan literasi media pada masyarakatnya untuk menghindari hoaks-hoaks tadi. Selain itu, diharapkan juga netizen Indonesia dapat menggunakan media online dengan lebih bijak.Â
Sumber Tulisan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H