Pernahkah kalian mendengar kata Puisi? kata ini pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan Puisi? jadi, Puisi adalah salah satu bentuk dari karya sastra. Nah, agar pengetahuan kita terus bertambah. Mari kita bahas lebih lanjut dan lebih dalam mengenai puisi.
Jadi, seperti yang sudah disebutkan, Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan penataan bahasa yang indah, padat, dan juga penuh dengan makna yang mendalam. Puisi seringkali digunakan untuk menyampaikan suatu perasaan, pikiran, atau pengalaman hidup yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Puisi juga memiliki ciri khas dalam penggunaan rima, ritma, gaya bahasa, maupun imajinasinya untuk menciptakan suatu efek estetis dan juga emosional.
Puisi juga memiliki ciri-ciri, diantara lain:
1. Bahasanya yang Padat dan Bermakna
Puisi menggunakan kata-kata yang dipilih secara cermat untuk memberikan makna mendalam dengan kata-kata sesedikit mungkin.
2. Memiliki Ritma dan Rima
Ritma pada Puisi adalah irama yang teratur dalam pembacaan puisi, sedangkan rima adalah persamaan bunyi di akhir kata dalam satu baris ataupun antarbarisnya.
3. Bersifat Subjektif
Puisi sering kali mengungkapkan perasaan atau sudut pandang pribadi dari penulisnya, sehingga cenderung bersifat subjektif.
4. Menggunakan Gaya Bahasa (Majas)
Puisi banyak menggunakan majas metafora, personifikasi, simile, dan bentuk majas lain untuk memperindah makna dari Puisi tersebut.
5. Berisi Imaji atau Citraan
Puisi menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca melalui deskripsi atau pemilihan kata yang memunculkan pengalaman sensoris (penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan, dan penciuman).
6. Memiliki Struktur Tertentu
Struktur puisi meliputi bait (kumpulan baris), baris (kalimat dalam puisi), dan pola rima tertentu. Beberapa puisi mengikuti bentuk tradisional seperti soneta atau pantun, sementara yang lain bebas.
Puisi juga memiliki beberapa jenis, diantara lain:
1. Puisi Lama
Puisi Lama memiliki aturan baku seperti jumlah baris, rima, dan bait. Contohnya: pantun, syair, gurindam.
2. Puisi Baru
Puisi ini lebih bebas dibandingkan puisi lama, tetapi tetap memiliki struktur tertentu. Contohnya: balada, elegi, soneta.
3. Puisi Kontemporer
Puisi ini adalah Puisi yang bebas dari aturan, dan sering kali eksperimental dalam bentuk dan isinya.
Fungsi Puisi, yaitu:
1. Ekspresi Diri: Menyalurkan perasaan atau gagasan dari penulis.
2. Estetika: Memberikan keindahan melalui bahasa yang digunakan didalamnya.
3. Kritik Sosial: Menyampaikan pesan atau protes terhadap keadaan sosial yang sedang terjadi dalam kehidupan sosial.
4. Penghiburan: Menyentuh emosi pembaca untuk menghibur ataupun untuk menginspirasi pembaca.
Cara Membuat Puisi, yaitu:
1. Menentukan Tema dan Judul
Yang pertama adalah menentukan tema dan judul. Kamu bisa menentukan tema berdasarkan perasaan hati, keadaan di sekitar, atau hal-hal yang sedang kamu amati pada saat itu. Judul juga bisa ditentukan setelah tema jadi atau bisa juga setelah puisi telah adi.
2. Menentukan Kata kunci
Kata kunci merupakan lanjutan dari menentukan tema. Kata kunci bisa menjelaskan makna dari tema puisi dan bisa digunakan untuk mengembangkan suatu kalimat atau bait.
Misalnya dari tema banjir, bisa dikembangkan dengan kata kunci hancur, musnah, kehilangan, menghanyutkan, dan sebagainya.
3. Gaya Bahasa dan Diksi
Penting untuk mengetahui gaya bahasa dan diksi dalam membuat puisi, termasuk majas yang akan digunakan. Ini merupakan cara membuat puisi agar unik.
Tapi bukan berarti puisi harus selalu dipenuhi dengan majas dan diksi yang sulit dipahami. Banyak puisi bagus yang menggunakan kata-kata sederhana.
4. Gunakan Rima
Rima adalah bunyi yang sama dalam puisi agar memberikan kesan keindahan dan juga estetika. Dengan rima, kamu bisa menunjukkan kreativitas dalam mengolah kata-kata. Semakin kaya kosa kata yang kamu tahu, maka akan semakin mudah membuat rima ini.
5. Tentukan Bait
Kamu bisa membuat puisi dengan menyesuaikan jenisnya berdasarkan jumlah bait, di antaranya sebagai berikut:
Berikut ini adalah beberapa contoh Puisi:
1. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Darmono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
2. Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko Darmono
Hatiku selembar daun
Melayang jatuh di rumput
Nanti dulu
Biarkan aku sejenak terbaring di sini
Ada yang masih ingin kupandang
Yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
3. Ujung-Ujung Hujan - Aan Mansyur
dulu dalam dingin kita berpelukan
sambil membayangkan ujung-ujung hujan
sebagai kembang api yang merayakan
cinta yang tak akan pernah dijarakkan
sampai tibalah hari haru itu
kau berlalu, aku menutup pintu
dan ujung-ujung hujan yang jatuh
tumbuh jadi rerumputn dan perdu
hari ini, tiba-tiba aku ingat kau,
di dada jalan yang membawamu jauh
setiap ujung hujan yang menyentuh
adalah mekaran bunga-bunga beribu
Nah, itu semua adalah tentang Puisi, semoga pengetahuan kita semua menjadi bertambah. Dengan semua keunikan dan kerumitannya, puisi menjadi salah satu medium yang mendalam untuk mengeksplorasi keindahan bahasa dan emosi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H