Tanpa disadari, ternyata sudah 17 Agustus. Ya. Tanggal ini adalah tanggal dimana bapak - bapak pendiri bangsa ini memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia ini, walau masih di bawah radar Jepang. Secara de jure, seharusnya kita merdeka tanggal 18, dikarenakan disusunnya dasar-dasar negara dan dipilihnya kepala-wakil kepala negara pada tanggal 18 oleh PPKI, yang kelak dibubarkan dan diganti. Namun di sini [enulis tidak akan membahas mengenai hal ini, karena semuanya juga punya buku sejarah kan?..Silaken moco dewe.
Menengok ke kondisi sekarang, penulis bisa membayangkan betapa pilunya tangisan bapak - bapak pendiri bangsa kita, baik yang berjuang di balik meja diplomasi maupun yang mengokang senapan Arisaka buatan Jepang, M1 Garand Amerika, maupun Mosin Soviet. Apa saja mungkin yang mampu membuat bapak bangsa kita bersedih, dan mungkin mampu membuat pembaca mempertanyakan sekali lagi : Apakah kita ini sudah benar-benar merdeka? ?
1. Sejarah
Hal ini pula yang terjadi di Indonesia sudah menelan banyak korban (estimasi 3 juta lebih, termasuk yang salah tangkap/main hakim sendiri). Lalu sebagai justifikasi, dimulailah pencucian otak dan pembersihan sejarah oleh sang Pemenang ("History is written by winners" - Napoleon Bonaparte). Yang efeknya bisa dirasakan hingga sekarang. Rekonsiliasi korban dicap sebagai tindakan pengguncang kemapanan pemerintah, bahkan yang mengherankannya dibela pula oleh oknum yang selama ini tergolong menyusahkan pemerintah.Â
Renungan : Bangsa kita ini sebenarnya sangat bermasalah dengan sejarah. Kenapa? Karena bangsa ini belajar dari sejarah bahwa ia tidak pernah belajar dari sejarah.
2. Ekonomi
Renungan : Adakah cara bagi kita untuk terbebas dari belenggu ekonomi?
3. Pendidikan
Tidak hanya marginalitas kemampuan, penulis juga melihat bahwa pendidikan negeri ini sarat dengan penindasan (Paulo Freire - Pedagogy of the Oppressed), yang penulis rasa tidaklah perlu dijelaskan, namun ini kata kuncinya (dikotomi, senioritas, konsep maba, dan masih banyak lagi). Tidak sampai situ saja, pendidikan kita yang cenderung berbasis kapitalisme juga menimbulkan banyak sekali dampak psikologis, yang oleh kebanyakan ahli dan pakar anggap "Ah itu mah mereka aja yang malas."
Renungan : Sadarkah semua bahwa pola kehidupan Rat Race yang sudah dianggap lumrah sesungguhnya bukanlah hal yang benar, apalagi dalam hal pendidikan? Pernahkah anda membayangkan stressnya anak anda dalam menghadapi kehidupan pendidikan? Atau...anda hanya berhaarp tahu hasil dan bila tidak memuaskan langsung ambil ikat pinggang?..
4. Hukum
Renungan : Tidaklah berarti kita benar-benar pesimis, namun bijaknya realistis dalam menyikapi dan mencerna.
5. Masalah Lainnya
Rasialisme : Contohnya banyak, tidak perlu bingung. Seperti Ahok. Orang dipermasalahkan hanya karena hal yang tidak bisa ia minta dari Tuhan, seperti warna kulit, etnis, dan lainnya.
Prejudice : Sikap prasangka buruk ini acapkali menimbukan korban yang..seharusnya tidak menjadi korban. Lucunya, bangsa kita, ataupun rakyatnya, seolah tidak pernah belajar. Seringkali orang/organisasi yang tulus yang ingin mengulurkan tangannya, malah mereka sambut dengan obor celurit, dan pitchfork.
Intoleransi : Ini juga merupakan salah satu lumpur yang hampir sulit dilepaskan dari orang Indonesia, yang disebabkan banyak stigma yang sudah menjadi cap bagi etnis/ras/kepercayaa tertentu. Bagi yang merasa, penulis akan mengambil kutipan dari suatu quote buatan saudara sebangsa kita sendiri. Intinya..cuma boleh ada kalian kan?.
Primordialisme : Luka ini juga menempel beriringan dengan semua yang di atas tadi, seperti parasit yang hidup berdampingan, dan menyulitkan orang-orang/lembaga yang ingin berasimilasi dengan masyarakat tertentu.
Moralitas : Tidaklah perlu kita sangkal bahwa moralitas bangsa ini sedang menukik tajam bak dive bomber StuKa pada zaman PD2. Walaupun masih saja ada daerah yang memegang teguh adat istiadat, meskipun pada akhirnya kehilangan esensi sejati tradisi itu sendiri dan hanya berbatas ritual kebiasaan saja.
Sudah ah, capek. Banyak kali.
Yah..itu hanya sekian dari banyaknya hal yang mungkin (dan memang) bisa membuat miris bapak-ibu bangsa kita. Masih ada lagi?..Oh banyak. SIlakan tambah sendiri.
Sampai jumpa....kapan ya, penulis tidak tahu.
Cheerio!
Artificial Intelligence
Sumber Gambar :Â
1. Google : appsdirectories.com
2. Google : Benny and Mice - Djurnal.com
3. Google : ucha-acho.blogspot.com
4. Komik Timun
5. Google : hubpages.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H