Tidak hanya marginalitas kemampuan, penulis juga melihat bahwa pendidikan negeri ini sarat dengan penindasan (Paulo Freire - Pedagogy of the Oppressed), yang penulis rasa tidaklah perlu dijelaskan, namun ini kata kuncinya (dikotomi, senioritas, konsep maba, dan masih banyak lagi). Tidak sampai situ saja, pendidikan kita yang cenderung berbasis kapitalisme juga menimbulkan banyak sekali dampak psikologis, yang oleh kebanyakan ahli dan pakar anggap "Ah itu mah mereka aja yang malas."
Renungan : Sadarkah semua bahwa pola kehidupan Rat Race yang sudah dianggap lumrah sesungguhnya bukanlah hal yang benar, apalagi dalam hal pendidikan? Pernahkah anda membayangkan stressnya anak anda dalam menghadapi kehidupan pendidikan? Atau...anda hanya berhaarp tahu hasil dan bila tidak memuaskan langsung ambil ikat pinggang?..
4. Hukum
Renungan : Tidaklah berarti kita benar-benar pesimis, namun bijaknya realistis dalam menyikapi dan mencerna.
5. Masalah Lainnya
Rasialisme : Contohnya banyak, tidak perlu bingung. Seperti Ahok. Orang dipermasalahkan hanya karena hal yang tidak bisa ia minta dari Tuhan, seperti warna kulit, etnis, dan lainnya.
Prejudice : Sikap prasangka buruk ini acapkali menimbukan korban yang..seharusnya tidak menjadi korban. Lucunya, bangsa kita, ataupun rakyatnya, seolah tidak pernah belajar. Seringkali orang/organisasi yang tulus yang ingin mengulurkan tangannya, malah mereka sambut dengan obor celurit, dan pitchfork.
Intoleransi : Ini juga merupakan salah satu lumpur yang hampir sulit dilepaskan dari orang Indonesia, yang disebabkan banyak stigma yang sudah menjadi cap bagi etnis/ras/kepercayaa tertentu. Bagi yang merasa, penulis akan mengambil kutipan dari suatu quote buatan saudara sebangsa kita sendiri. Intinya..cuma boleh ada kalian kan?.
Primordialisme : Luka ini juga menempel beriringan dengan semua yang di atas tadi, seperti parasit yang hidup berdampingan, dan menyulitkan orang-orang/lembaga yang ingin berasimilasi dengan masyarakat tertentu.