Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Manfaat Edge Computing bagi Lingkungan

11 Maret 2022   12:40 Diperbarui: 12 Maret 2022   08:55 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data center mengonsumsi sekitar 200 terawatt per jam (TWh) energi setiap tahun. Jumlah ini lebih banyak dari konsumsi energi di beberapa negara. Data center juga menghasilkan sekitar 2 persen dari total emisi karbondioksida secara global.

Angka-angka tersebut terbilang mengejutkan. Padahal, banyak infrastruktur global dan ekonomi modern hampir di setiap negara bergantung pada server dar data center untuk melakukan bisnis.

Lalu, bagaimana cara untuk mengurangi ketergantungan pada data center berskala besar tersebut sambil mempertahankan integritas data dan penyimpanan dengan solusi yang lebih berkelanjutan?

Edge computing untuk keberlanjutan yang berkelanjutan

Premis dasar edge computing adalah menyimpan data di tepi infrastruktur. Jadi, perusahan tidak selalu mengirim paket informasi besar ke seluruh jaringan global dan menggunakan bandwidth.

Lagi pula, banyak data sehari-hari yang dihasilkan mungkin tidak perlu disimpan berulang kali di fasilitas komputasi awan skala besar. Perbedaan ini membuat edge computing lebih bisa dioptimalkan untuk efisiensi sumber daya dan memungkinkan perusahaan untuk menggunakan perangkat keras dan infrastruktur lebih efisien.

Selain itu, ketika perusahaan ingin menambah kemampuan edge computing, mereka dapat lebih spesifik memilih produk dan solusi yang selaras dengan tujuan keberlanjutan. Ini termasuk memanfaatkan prinsip ekonomi sirkular dan memastikan produk yang mereka beli tidak diproduksi dengan cara yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Penelitian yang dilakukan oleh Schneider Electric menunjukkan bahwa enam dari sepuluh perusahaan di dunia telah melihat peningkatan pendapatan karena operasi yang berkelanjutan. Lebih lanjut, hampir 80 persen eksekutif perusahaan menyebutkan bahwa adanya peningkatan loyalitas pelanggan sebagai manfaat utama dari inisiatif keberlanjutan mereka.

Ekonomi sirkular

Prinsip dasar ekonomi sirkular adalah bahwa produk harus dirancang dengan mempertimbangkan konsumsi seumur hidup mereka. Idealnya, produk dan layanan harus dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

Produk juga harus diproduksi dengan cara yang lebih baik bagi lingkungan dan masyarakat. Hal ini dapat dicapai melalui kepatuhan terhadap peraturan, selalu memerhatikan kandungan pada setiap material, dan mempertimbangan dampak lingkungan.

Untuk membantu memenuhi komitmen tersebut, perusahaan yang fokus pada pengelolaan energi dan automasi asal Prancis tersebut pun telah mengembangkan serangkaian produk edge computing dengan ekolabel Green Premium.

Sebagai informasi produk Green Premium harus tersedia secara digital dan memberikan informasi yang transparan mengenai dampak lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun