Bukan untuk siapa-siapa aku romantis begini kecuali untuk kamu, Jimi. Gumamnya sambil mengambil mawar merah yang pernah diberikan oleh Jimi. Hanya sekali lelaki itu romantis pada Rika. Dan itu menyuburkan persahabatan mereka hingga sekarang.
Bersamaan itu, Rika teringat kembali perkataan Tante Yuna mengenai penyakit yang diidap oleh Jimi. Jimi mengidap gagal ginjal cukup lama. Itu yang menjadi alasan kuat dirinya menolak perasaan Rika.
“Jimi mengidap gagal ginjal, dan dia sangat mencintai kamu.” Tutur Sang Tante berlinang air mata sangat sedih.
Begitu kilasan yang dirinya ingat. Sepulang kuliah, Rika mampir ke cafe yang sering mereka berdua singgahi. Cafe Sun & Marino, tempat mereka menghabiskan waktu bercanda dan saling berdiskusi walau sedikit. Sering sekali Rika berkata serius menyukai Jimi bahkan sampai timbul cinta. Namun saat menanti jawaban itu, Jimi hanya diam atau membalasnya dengan candaan.
Gadis itu masih mengingat waktu pertama kali dirinya berkata suka saat menjadi mahasiswa baru. Jimi hanya diam dan seketika murung tak bisa menjawabnya. Namun seiring berjalannya waktu, dia mulai terbiasa dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Rika.
Maafkan aku, Jimi. Aku salah sama kamu. Kalo aja aku biarin kamu pulang waktu itu. Pasti kamu gak akan menderita seperti ini.
Masih dalam lubuk hatinya merasa sangat bersalah dan terus menggumam dalam sepi. Namun masih sama seperti sebelumnya, dari awal hingga akhir di masa depan. Rika akan terus menyukai, bahkan mencintai Jimi selama-lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H