Jakarta serta hiruk pikuknya, biasa dijalani oleh Rika sebagai mahasiswi. Gadis itu masih menunggu seorang sahabat yang dirinya anggap pujaan hati. Rika menekuk wajahnya di sudut bangku halte bus menunggu Jimi tiba. Lama berselang akhirnya Jimi datang dengan motor off-road nya.
Di tengah panas terik kota“Kamu udah nunggu lama?” tanya Jimi bernada lemah karena merasa lelah dengan cucuran keringat.
“Iyaa, aku udah nunggu lama banget nih.” Keluh Rika langsung beranjak dari bangku.
“Yaudah, ayo pulang.” Tutur lelaki berjaket kulit itu memberi helm kepada Rika.
Mereka pun pulang bersama siang itu. Gadis itu merasa bete atas perlakuan Jimi yang cuek padanya. Walaupun nada bicaranya selalu lembut dan selalu enak didengar.
Cuek banget sih!. Gumam gadis itu dalam lamunannya.
Tiba-tiba saja terasa guncangan hebat. Sontak Rika langsung memeluk Jimi seraya memejamkan matanya takut. Mereka rupanya baru saja melewati polisi tidur.
“Hahaha. Kamu kenapa?” ejek Jimi terkejut karena pelukan erat gadis itu.
Rika menggeleng tak bisa berkata lagi seraya melepas pelukannya. Dari wajahnya tersimpul tipis senyuman.
“Lain kali, aku peluk kamu lagi ya?” kata-kata itu tiba-tiba keluar dari mulutnya karena tak bisa bohong dengan perasaan sendiri.
“Apaan sih, kamu kok bilang gitu?” Jimi merespon dengan candaan.