Mohon tunggu...
Alea Zakki
Alea Zakki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi menulis dan membaca buku. Itu sesuai dengan kepribadian saya yang introvert. Tulisan yang saya sukai adalah fiksi romantisme. Lagu yang saya favoritkan adalah lagu religi dan romansa anak remaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuasa Waktu

14 April 2024   16:26 Diperbarui: 14 April 2024   16:31 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari esoknya menjadi tak terduga dan mendebarkan. Entah dari mana datangnya duka itu, merenggut nyawa Bisma. Padahal kemarin, kelima temannya itu ingin menjenguknya hari ini yang akan menjadi kejutan penyembuh. Tapi hanya nestapa yang dapat diratapi semua. Semua sangat sedih dan terpukul saat penguburan jenazah Bisma. Sang ibu menangis menjerit-jerit tak kuasa menahan sedihnya ditinggal anak laki-laki tercinta. Begitupun Ayu yang terisak tangis sesenggukan. Hal itu mampu dirasakan teman-teman Bisma. Semua yang ada di sana berbusana serba hitam mengisyaratkan duka atas kematian manusia.

Tapi tak semua manusia itu berduka. Ada juga yang senang atas kematiannya. Di golongan itu, ada yang dekat di sekitar. Setelah pemakaman usai, ibu dan Ayu masih berada di pusara persemayaman Bisma. Lelaki gondrong berkacamata itu meninggalkan keempat temannya tanpa pamit. Sedangkan temannya yang lain masih menemani keluarga itu di sana. Dari jauh dia berhenti memandangi pusara Bisma. Sesaat tersenyum dan tertawa kecil sambil meludah. “Akhirnya lo mati juga, haha.” Ucapnya membangkitkan perasaan senang. Yang mana kata-kata itu keluar dari mulut seorang Angga. Dia pun mengeluarkan sebuah kartu bersimbolkan waktu yang mengitari jari jemarinya. “Ini akibat lo suka caper sama Ranum.” Tandasnya cemburu dengan keakraban dua temannya itu. Berimbas pada emosi yang bertindak baik untuk dirinya seorang. Setelahnya lelaki itu berjalan kembali, dia semakin jauh tak terlihat.

Semuanya tidak tahu, kalau kematian Bisma adalah ulah Angga dan campur tangan waktu. Mereka menganggap itu semua adalah murni takdir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun