Mohon tunggu...
Alea Zakki
Alea Zakki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi menulis dan membaca buku. Itu sesuai dengan kepribadian saya yang introvert. Tulisan yang saya sukai adalah fiksi romantisme. Lagu yang saya favoritkan adalah lagu religi dan romansa anak remaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia Serigala Membunuh Sang Ayah

12 April 2024   10:04 Diperbarui: 12 April 2024   15:31 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluastrasi serigala. Sumber gambar: Imstudio1989 dari Pixabay

Serigala Ridstone menggertakkan giginya saat berhadapan dengan Serigala anaknya. Mereka berduel di sana, memporak porandakan taman itu. Air mancur hancur dan tanah bergelombang dengan lubang-lubang besar bersarang. Bahkan sepertiga rumah itu runtuh akibat benturan dan gejolak pertarungan mereka. Sampai keduanya lelah dengan lukanya masing-masing yang bersarang. Kedua serigala itu pun berubah ke bentuk awal masusianya. Keduanya lusuh acak-acakan, pakaian sobek di semua tempat. Darah mengucur di tubuh keduanya.

"Jadi kau dalangnya." Rintih Burton seketika menitihkan air mata. Matanya berkaca-kaca tak habis pikir pada ayahnya sendiri. "Mengapa kau berbuat begini?" Tanyanya mendekat kepada Ridstone. Dia menjatuhkan lutut kakinya di depan sang ayah. Tangannya menempel ke tanah seraya menangis sejadi-jadinya. Bahkan saat itu, Burton tak mengenali ayahnya lagi dengan tubuh barunya. Mereka lebih cocok disebut adik kakak daripada ayah dan anak. Belum sempat Ridstone menjelaskan, Burton langsung mengambil kerah baju sang ayah dan menyeretnya ke dekat tempat persenjataan. Di situ dia dipukuli habis-habisan oleh sang anak dalam keadaan terlanjur babak belur. Burton mengambil sebuah pedang perak yang dapat membunuh serigala. "Matilah!" Dia menusukan pedang itu tepat di jantung Ridstone hingga tembus menancap ke tiang pondasi rumah. Raut wajah Burton berubah dingin tanpa seringaian. Kematian sang ayah adalah balasan atas kematiannya yang membawa kutukan itu kemari. Para asisten rumah yang melihat itu langsung bergidik ketakutan. Mereka semua gemetar menyaksikan pemandangan malam itu, terlebih tatapan Burton yang tajam dan misterius semakin membuat ngeri. Dan semua berakhir. Tuan muda rumah itu tidak pernah terlihat lagi, dan kediamannya terbengkalai tanpa ada yang mengurusi. Rumah megah keluarga desparato akhirnya menjadi cerita menyeramkan dari mulut ke mulut sampai sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun