Di masa pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang memiliki hobi baru untuk menyalurkan passion serta mengisi waktu selama bekerja dari rumah. Salah satunya adalah hobi memelihara ikan cupang. Ternyata, selain untuk mengisi waktu luang, hobi memelihara ikan cupang juga dapat menghasilkan uang.
Karakteristik Ikan Cupang
Banyak orang yang gemar memelihara ikan cupang dengan alasan mudah perawatannya. Ya, ikan cupang (Betta splendens) merupakan anggota dari famili Anabantidae.Anabantidae merupakan satu-satunya famili yang mencakup seluruh ikan berlabirin. Itulah mengapa Ikan cupang memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih baik daripada kebanyakan ikan lainnya, bahkan untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang buruk sekalipun.
Ikan cupang hidup di daerah tropis, terutama di Asia sampai Afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih, seperti daerah persawahan atau anak sungai yang bertemperatur 24-27 derajat celcius dengan pH berkisar 6,2-7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5-7,2 dan hardness berkisar 8,5-10 dH (Djuhanda, 1981)
Selain karena perawatan yang mudah, ikan cupang digemari karena keindahan warnanya dan keelokan lenggok tubuhnya saat memamerkan kejantanannya. Ya, ikan cupang, khususnya ikan cupang jantan, dikenal sebagai petarung yang secara agresif membuka-tutup insangnya serta meliukkan badannya bila melihat ikan cupang lain (video keelokan ikan cupang dapat dilihat di sini).Â
SNI Ikan Cupang Hias
Dari sekian banyak ikan hias, ikan cupang hias termasuk salah satu jenis ikan yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 7735:2018 Ikan cupang hias Betta splendens Regan 1910 - Syarat mutu dan penanganan, ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam rangka memberikan jaminan mutu ikan cupang hias yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri.
Berdasarkan SNI 7735:2018, ikan cupang hias terdiri atas 5 jenis:
- Halfmoon. Ikan cupang ini memiliki ekor sirip yang lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah lingkaran;
- Serit (Crown tail). Ikan cupang ini memiliki sirip-sirip berserit dan panjang mirip sisir bentuk menyerupai mahkota;
- Plakat. Ikan cupang ini bentuk sirip-siripnya seperti halfmoon, tetapi lebih pendek;
- Double tail. Ikan cupang ini seperti halfmoon, tetapi memiliki sirip ekor yang terbelah dua;
- Giant. Ikan cupang ini bentuknya menyerupai plakat dengan ukuran badannya lebih besar dari ukuran plakat, dengan panjang standar minimal 5 cm.
Dalam SNI 7735:2018, kualitas ikan cupang secara garis besar dilihat dari ukuran panjang total dan pemeriksaan visual. Ukuran panjang total yang dimaksud diukur dari ujung mulut hingga ujung ekor, dengan persyaratan minimal adalah 3.5 cm.
Adapun pemeriksaan visual meliputi keadaan kesehatan (secara umum), keadaan fisik, tingkat agresivitas, struktur sirip dan bentuk tubuh, serta kesehatan ikan yang tampak secara visual (apakah terdapat jamur/luka atau tidak). Berdasarkan SNI 7735:2018, pemeriksaan visual tersebut diterjemahkan dalam bentuk penilaian angka. Untuk memenuhi standar SNI, pemeriksaan visual Ikan cupang harus memiliki nilai minimal 7. Dokumen SNI 7735:2018 Ikan cupang hias Betta splendens Regan 1910 -- Syarat mutu dan penanganan dapat dibaca secara gratis dalam laman https://akses-sni.bsn.go.id.
Kontes Ikan Cupang Hias
Dalam beberapa tahun ke belakang, dunia percupangan diramaikan dengan makin banyaknya variasi warna dari ikan cupang. Di kalangan pehobi, varian warna ikan cupang terdiri dari warna solid, nemo (perpaduan warna merah dan oranye seperti ikan nemo), multicolour (memiliki warna beragam yang terdiri lebih dari 3 warna), blue rim (dominasi sisik putih, dengan sirip warna biru), copper (memiliki sisik berwarna tembaga), avatar (memiliki kulit berwarna hitam dengan sedikit sisik totol berwarna biru) dan lain sebagainya. Warna-warni yang indah tersebut merupakan hasil pengembangbiakan silang dan selektif.
Sebelum merebaknya varian warna ikan cupang hias, ikan cupang kerap kali diadu secara fisik untuk menunjukkan cupang terkuat. Namun, sejalan dengan makin banyaknya varian warna ikan cupang, peraduan fisik ikan cupang lambat laun bergeser menjadi peraduan mental. Kini, kontes ikan cupang sedang tren di dunia percupangan.
Di kalangan pehobi, kontes ikan cupang dikenal ada dua jenis, yaitu kontes ikan cupang SNI (Standar Nasional Indonesia) dan IBC (Internasional Betta Congress). Secara umum, penilaian kontes ikan cupang SNI dilihat dari tiga kriteria, yaitu bentuk fisik ikan (proporsionalitas bentuk tubuh antara sirip atas/dorsal, sirip bawah/anal, dan sirip ekor/caudal), mental, dan warna ikan. Penulis melihat, SNI 7735:2018 dapat dijadikan panduan oleh penyelenggara kontes untuk penilaian ikan cupang.
Ikan cupang yang sudah pernah menang kontes tentu memiliki daya jual yang lebih tinggi daripada ikan cupang biasa. Maka, tidak heran kontes ikan cupang makin menjamur dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Bahkan, di masa pendemi ini, ada kontes ikan cupang yang dilakukan secara virtual.
Peluang Bisnis Ikan Cupang Hias
Merebaknya tren ikan cupang hias membuka peluang usaha untuk meraup cuan (untung). Berdasarkan pengamatan penulis, saat ini terdapat banyak breeder (pembudidaya) ikan cupang di Indonesia yang memasarkan ikan cupangnya melalui media sosial. Metode pemasarannya pun beragam, dari penjualan konvensional hingga sistem lelang.
Kendati bila dilihat secara fisik ikan cupang tergolong kecil, namun ternyata harganya bisa "selangit". Harga jual ikan cupang hias sendiri bervariasi, biasanya tergantung warna dan agresivitasnya. Ikan cupang hias umumnya dijual dari harga puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Namun, bila warna ikan cupang tersebut dinilai langka dan istimewa (top grade), harga jualnya bisa sangat tinggi. Apalagi bila didukung dengan prestasi hasil memenangkan berbagai kontes, tidak sedikit para kolektor ikan cupang hias yang berani menggelontorkan uangnya hingga jutaan rupiah!
Penulis melihat, peluang bisnis ikan cupang cukup menjanjikan. Apalagi, membudidayakan ikan cupang membutuhkan waktu yang relatif singkat. Proses pemijahan hanya berlangsung 2-3 hari, dan 4 bulan kemudian anak ikan cupang sudah dapat dijual kembali.
Penulis mencoba menghitung secara kasar. Katakanlah breeder membutuhkan modal awal senilai 500.000 rupiah untuk satu pasang indukan cupang grade menengah. Dari satu kali pemijahan, indukan cupang dapat bertelur hingga 500 butir. Bila persentase menetas adalah 50%, maka satu kali pemijahan dapat menghasilkan 250 ekor burayak (anak ikan). Dari 250 ekor burayak, katakanlah yang berhasil hidup hingga dewasa 50%-nya, yaitu sebanyak 125 ikan. Bila dari 125 ikan tersebut terdapat sekitar 20% (25 ekor) ikan grade seharga seratus ribuan, maka dalam kurun waktu 4 bulan, breeder dapat meraih omzet minimal 2.5 juta rupiah.
Tentu, hitungan diatas hanyalah hitungan kasar. Untuk membudidaya ikan cupang, breeder juga perlu memperhitungkan modal untuk media pemijahan, pakan, hingga obat-obatan. Dan, menurut penulis, modal yang paling penting adalah kesabaran, karena membudidaya ikan tidak sama dengan rumus matematika yang dapat menghasilkan jawaban pasti.
Bagaimana dengan anda? Tertarik mengambil cuan dari hobi ikan cupang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H