Setelah menyeduh kopi, menyeruputnya lalu meletakkan kembali diatas sambil menarik nafas begitu dalam.Â
" Ah begitu lega, begini kalau Papa mungkin tanyakan senikmat apa menyeruput kopi sambil menghisap rokok, dan jika ada mama aku ingin tanya senikmat apa kopi ketika diseduhi disaat lelah "Â
Cinta dan kerinduan adalah energi purba dari kehidupan dia tak pernah berakhir. Aku mesti sadar dan sabar bahwa segala sesuatu itu sudah dijadwalkan Tuhan melalui takdir, dan untuk segala sesuatu itu ada waktunya.Â
Sengatan dingin begitu mengerikan kopi yang hanya tersimpan dalam detik hampir membeku dalam gelas, aku menarik selimut dari pangkuan bantal lalu menutup badanku sehangat mungkin.Â
"Memang benar dingin bisa diusir dengan selimut dan api unggun tapi rindu hanya dapat dibayar dengan temu namun dia akan tetap sebab saat itu juga rindu sudah menjadwalkan temu lain.Â
"Pa... Ma.... Sudihkah kita bertemu di suatu malam yang melarutkan kita di dalam mimpi, lalu tawa itu kita rajut, dan peluk itu kita dekap "Â
" Aku menanti sambil memeluk puntung itu serta berselimut selendang meringkuk dalam tangis" Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H