Mohon tunggu...
Aldo Yuwandes
Aldo Yuwandes Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa biasaa

Seorang mahasiswa yang ingin menumpahkan opininya tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Jalan Sesama" sebagai Program Pendidikan Pemerintah di Tengah Wabah Covid-19

9 Mei 2020   11:00 Diperbarui: 9 Mei 2020   10:58 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini dunia sedang mengalami pandemik Covid-19 termasuk negara Republik Indonesia, hal ini tentunya memiliki dampak yang signifikan seperti perekonomian, pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan lain lain.

Di tengah wabah Covid-19 ini pemerintah membuat kebijakan tentang larangan keluar rumah jika tidak dalam keadaan darurat dan juga Physical Distancing. Hal ini tentunya memiliki dampak yang besar bagi masyarakat Indonesia. 

Pada sektor pendidikan sekolah sekolah terpaksa harus melarang seluruh murid dan tenaga pendidik untuk datang ke sekolah. Mereka hanya diperbolehkan datang kesekolah jika ada keperluan yang mendesak.

Hal ini tentunya mengganggu proses kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Dalam mengatasi hal ini pemerintah melakukan sebuah upaya dengan membuat sebuah metode daring yang berbasis “belajar dari rumah”.

Pelaksanaan metode daring “belajar dari rumah” ditujukan untuk PAUD hingga Sekolah Menengah menggunakan media elektronik seperti televisi dan dapat diakses melalui TVRI, selain itu para siswa dan siswi juga dapat mengaksesnya pada sebuah platform “Youtube” melalui gadget mereka seperti tablet, handphone, laptop dan lain lain,

Pada jenjang PAUD program yang digunakan untuk menunjang metode pembelajaran “belajar dari rumah” adalah sebuah acara yang bernama “Jalan Sesama” yang tayang pada pukul 08.00-08.30 WIB melalui stasiun televisi TVRI dari hari senin hingga jumat. Akan tetapi siswa dan siswi masih dapat mengakses program tersebut melalui platform “Youtube” jika tidak dapat menonton acara tersebut pada pukul 08.00-08.30.

“Jalan sesama” merupakan sebuah program yang terinspirasi dari sebuah acara pendidikan bagi anak di Amerika Serikat yaitu “Sesame Street” yang ditujukan untuk anak anak Pra-sekolah di Amerika Serikat sebagai standar televisi edukasi kontemporer yang konten acaranya menggabungkan antara pendidikan dan hiburan(Henson, 2007).

“Jalan Sesama” pertama kali ditayangkan di Indonesia pada februari 2008 hingga 2010, lalu mulai tanggal 13 April 2020 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan resmi menjadikan acara ini menjadi bagian dari program “Belajar dari Rumah”.

Pada acara tersebut menampilkan beberapa karakter boneka berbentuk hewan yang hidup bersama dengan masyarakat pada umumnya. Di sana terdapat 4 karakter boneka yang dijadikan sebagai peran utama yang memimpin jalan nya acara.

Acara ini menyajikan materi materi dasar tentang pendidikan anak usia dini, contohnya seperti pengenalan angka, pengenalan huruf abjad, mengenalkan nama nama hewan, yang mana semua itu disajikan oleh beberapa karakter boneka yang memiliki pembawaan lucu dan riang. 

Terkadang dalam penyajian materi materi pendidikan, diselingi oleh dongeng dongen seperti fable serta menyanyikan lagu lagu tentang pengenalan nama nama hewan serta ciri khas dari hewan tersebut seperti kelinci yang suka melompat, gajah yang memiliki tubuh besar dan lain sebagainya. 

Menurut penulis terdapat beberapa hal yang penulis anggap sebagai sebuah kekurangan dari program acara “Jalan sesama” salah satunya tidak adanya interaksi dengan penonton, karena pada program ini pembawaan materi pendidikan dan konten acara menggunakan dongeng, lagu, dan hanya interaksi yang dilakukan oleh karakter dan tokoh dalam programnya saja.

Hal ini tentunya merupakan sebuah bentuk keterbatasan karena pembelajaran menggunakan media elektronik atau gadget. Hal ini tentunya perlu dijadikan catatan khusus bagi para orang tua untuk melakukan pendampingan pada anaknya saat sedang menonton acara tersebut. terlebih lagi dalam penggunaan gadget.

Dalam hal ini orang tua harus memberikan contoh yang baik tentang penggunaan media elektronik. Anak usia dini memiliki karakteristik untuk meniru yang dilakukan oleh orang tuanya seperti kegiatan dan aktivitas sehari hari (Tesa Alia, 2018) maka dari itu orang tua harus membantu anak dalam proses pembelajarannya mencerna isi dari materi yang dibawakan oleh program tersebut. jangan hanya mengandalkan pemahaman dari sang anak saja, ketika melakukan pendampingan diharapkan pembelajaran anak dapat berjalan dengan lebih baik. (Diadha, 2015) 

Menurut penulis konten dari program acara “Jalan Sesama” tidak terlalu menampilkan materi tentang pendidikan karakter pada anak usia dini, menurut Piaget seorang tokoh psikologi dalam (Suyanto, 2012) pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dikembangkan sesuai dengan moral yang meliputi 3 tahapan yaitu Premoral, Moral realism dan Moral Relativism yang mana pada tahap awal anak usia dini masuk kedalam tahap Premoral dan Moral Realism, yaitu belum mengenal aturan, moral, etika dan susila, untuk itu materi pendidikan karakter yang tepat untuk anak usia dini adalah dengan melakukan pengenalan dan pembiasaan dalam berperan sesuai dengan perilaku sesuai norma dan peraturan yang ada (Suyanto, 2012).

Menurut penulis materi tersebut belum cukup ditampilakan pada tayangan “Belajar Bersama” maka dari itu orang tua dapat melakukan pembelajaran terkait pendidikan karakter kepada anak dengan menggunakan metode bermain peran.

Metode ini dilakukan dengan cara memperagakan suatu kegiatan singkat yang engutamakan karakter dan sifat seseorang (Rahmawati, 2014), atau dapat disebut juga dengan sebutan pura pura atau khayalan. Hal ini tentunya sangat penting dilakukan guna mengembangkan pendidikan karakter pada anak usia dini. 

Dalam pelaksanaan nya Program ini menggunakan media elektronik seperti Televisi, handphone, laptop dan lain sebagainya. Tentunya orang tua akan sulit mengendalikan apa yang dapat di akses oleh anak nya jika pendampingan selama kegiatan “belajar dari rumah” tidak dilakukan. 

Menurut Richard D.Kellough dalam (Pebriana, 2017) anak usia dini memiliki rasa penasaran yang tinggi, kaya akan fantasi dan konsentrasi yang pendek. Dengan menggunakan gadget dan televisi tentunya anak dapat dengan mudah mengakses tayangan yang tidak cocok untuk usianya. terlebih jika menggunakan platform “Youtube” anak dapat dengan mudah merubah ke tayangan yang lain. 

Orang tua memiliki peran sangat penting dalam metode “Belajar dari Rumah” yang dibuat oleh pemerintah, karena pada masa anak usia dini masih belum mengetahui yang baik dan buruk jika tidak ada yang memberikan contoh akan hal itu, apalagi dalam proses pembelajarannya yang menggunakan media elektronik yang tentunya memiliki konten yang harus disesuaikan dengan umur dari penontonnya.

Maka dari itu para orang tua diharapkan dapat lebih memperhatikan dan mendampingi sang buah hati ketika sedang mengikuti pembelajaran melalui acara “Jalan Sesama”.

 Daftar Pustaka 

Diadha, R. (2015). KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 2 No. 1, Maret 201, 11.  

Henson, J. (2007, Maret 23). muppetnewsflash.blogspot.com. Retrieved from The Muppet Newsflash: http://muppetnewsflash.blogspot.com/2007/03/indonesia-launches-jalan-sesama.html 

Pebriana, P. H. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 2017, 11. 

Rahmawati, A. (2014). Metode Bermain Peran dan Alat Edukatif untuk Meningkatkan Empati Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Volume II, Edisi 1, Juni 2014, 11. 

Suyanto, S. (2012). Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012 , 11.

Tesa Alia, I. (2018). Pendampingan Orang Tua pada Anak Usia Dini dalam Penggunaan Teknologi Digital. A Journal of Language, Literature, Culture, and Education, 13.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun