Mohon tunggu...
Murel Karlo Akarialdo
Murel Karlo Akarialdo Mohon Tunggu... Jurnalis - Amateur Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bercerita tentang keseharian yang dijadikan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lihat Pembagian Beras Menggumpal, Puan Maharani: Bantuan Harus Menjawab Kebutuhan Rakyat!

13 Agustus 2021   18:35 Diperbarui: 13 Agustus 2021   18:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mempertanyakan adanya kiriman bantuan beras tidak layak konsumsi pada masyarakat sebagai bagian dari bantuan sosial (bansos). Menurut Puan bantuan itu justru menjerumuskan citra pemerintah dan merusak kepercayaan masyarakat dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Bantuan dari Pemerintah sudah sepatutnya menjawab keresahan masyarakat dan menjadi solusi masalah kehidupan mereka," kata Puan dalam rilis medianya pada Jumat (13/8/2021).

Menurut Puan, harus ada pengawasan yang mendetail dalam penyaluran program bansos ini. Jika benar ada masyarakat yang tidak menerima bansos tak layak konsumsi, langsung diganti dengan yang baru dan memenuhi persyaratan. Penggantian itu sepatutnya dilakukan secara cepat dan tepat.

Puan memahami bahwa insiden atau kekurangan bisa saja terjadi karena penyaluran bantuan memang dilakukan secara masif ke berbagai daerah di Indonesia. Namun, bila memang ada kesalahan tetap harus dipertanggungjawabkan.

Diketahui baru-baru ini ditemukan beras yang dikirim pada warga dalam karung beras BUMN dan tidak layak dikonsumsi. Beras tersebut dideskripsikan menggumpal dan tercium bau tidak sedap ketiga dibuka. Diduga, beras tersebut berbau karena terguyur hujan pada proses pengiriman.

Beras tersebut diketahui sudah diganti, tetapi kejadian itu diharapkan tidak terulang lagi. Puan meminta penyaluran bansos dilakukan secara teliti dan bijak untuk menghindari kesalahan. Terlebih, di era digital mudah sekali kabar tersebar dan dibungkus lagi menjadi hoaks yang menggiring opini tidak baik.

"Penyaluran bansos harus disikapi dengan bijak. Bila memang ada kesalahan segera berikan penggantinya sehingga masyarakat mendapatkan kesejahteraan seperti tujuan dari pemberian bantuan ini," ujar Alumni Universitas Indonesia itu.

Puan juga meminta keterbukaan bila memang ada masyarakat yang mengadu mendapatkan bansos tidak layak untuk dirangkul. "Pengaduan wajib dilayani dengan tangan terbuka. Masyarakat dirangkul sehingga tercipta pendistribusian bansos yang konstruktif," ujarnya.

Menurut Puan, jangan sampai ada tindakan negatif yang membuat masyarakat takut dalam melakukan aduan bila memang ada kesalahan. Masalah nanti akan berlarut-larut dan kepercayaan masyarakat pada pemerintah sekaligus lembaga pemerintahan jadi menurun.

Diketahui, ada penurunan kepercayaan pada pemerintah selama penanganan pandemi Covid-19. Penurunan kepercayaan ini berjalan seiring dengan melonjaknya kasus positif virus corona di Tanah Air. Masyarakat meragukan efektivitas penanganan Covid-19 yang dilakukan selama hampir dua tahun ke belakang.

"Membangun tingkat kepercayaan ini bisa dilakukan dengan memberikan kebutuhan yang menunjang kesejahteraan masyarakat. Mari kita evaluasi kembali langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dipertajam perbaikannya," ujar mantan Menko PMK itu.

Oleh karena itu, Puan meminta selanjutnya pendistribusian ini dilakukan pengawasan yang lebih matang. Jika sebelumnya sudah maksimal, lakukan lebih optimal. Pasalnya, penyaluran bantuan makanan ini menyangkut urusan pangan pokok dan menjaga kesehatan masyarakat.

"Bantuan makanan ini bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga membantu pertahanan imunitas tubuh masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa daya tahan tubuh adalah modal utama dalam menangkal dari terpapar Covid-19. Kita harus lebih serius," ujar Puan.

Puan menyoroti bahwa pemerintah sudah mengeluarkan anggaran yang besar untuk bantuan sosial ini, jangan sampai itu tidak sampai ke masyarakat. Apalagi, serapan anggaran dilakukan secara transparan dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

Puan meminta jangan sampai justru timbul kecurigaan yang menumbuhkan persepsi negatif, kemudian mengarah pada situasi tidak kondusif. Hal ini harus sangat dihindari agar penanganan pandemi terus berjalan lancar. Pasalnya, belakangan sudah terlihat angka kasus positif yang melandai.

"Kerja keras untuk menekan lonjakan Covid-19 harus ditingkatkan agar terus menurun, hingga nanti tidak memakan korban lagi. Itulah yang kita cita-citakan, untuk membawa Indonesia keluar dari pandemi," kata Puan.

Di sisi lain, Puan berkomitmen untuk terus memantau pendistribusian bantuan sosial masyarakat, baik itu yang bersifat barang atau bantuan tunai. Anggaran yang sudah disediakan harus diarahkan memang untuk masyarakat, karena memang kesejahteraan rakyat lah yang diutamakan.

"Komitmen kita adalah membantu masyarakat dan itu semua harus direalisasikan. Semoga ke depannya lebih baik lagi," tutur Puan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun