Di jalan setapak itu, kini tak ada yang tersisa. Bahkan debu pun tidak
juga air, dan segala jejak yang tercetak
semuanya sirna, terhapus oleh badai
Ia terjang segala penghalang, tak seorang pun sanggup atasi
badai yang ganas, penuh kebencian, kesengsaraan, dan keraguan
Jalan setapak itu, kini telah dikuasai
dengan gagah perkasa dia berdiri, matanya menyala
seakan api berkobar didalamnya
Dan kini, siapa yang bisa merebut kembali jalan setapak itu?
Aku? telah ku coba, dan gagal
Mencoba lagi? boleh saja, tapiÂ
Tapi kan berujung sama. Mungkin kini biarlah waktu
Sekokoh dan segagah apapun dia, juga bisa jatuh
Dan kini biarlah waktu menjawab itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!