Mohon tunggu...
Aldo Aditiya
Aldo Aditiya Mohon Tunggu... -

Orang yang kebetulan suka mencari tahu tentang berbagai macam hal | Mau baca lebih? https://medium.com/@aldoan | Mau bilang sesuatu? https://twitter.com/aditiya_aldo |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qabil dan Habil Masa Kini

1 Mei 2018   11:50 Diperbarui: 1 Mei 2018   11:54 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan besarnya sumber daya yang terlibat, harapan kita untuk pengorbanan ini diterima pastinya tinggi. Tapi tentu saja tidak selalu begitu.

Kadang seperti Habil, pengorbanan kita diterima dan hidup kita kedepannya menjadi lebih baik. Tapi kadangkala seperti Qabil, pengorbanan itu tidak diterima, dan hidup kita diam di tempat. Pada saat apa yang kita korbankan terasa sia -- sia, mudah untuk merasa kecewa pada dunia.

"Kenapa usahaku tidak bisa membuahkan hasil, padahal orang lain bisa? Apakah dunia tidak adil?"

Di saat seperti ini akan mudah untuk menjadi pahit kepada pencapaian orang lain dan iri kepadanya. Kita mulai menjatuhkan orang lain ketika mereka berusaha, sinis setiap melihat ada saja orang yang masih mau berusaha di dunia yang tidak adil ini. Kita mencoba menarik mereka jatuh, sebagai justifikasi kalau memang dunia itu tidak adil, dan kegagalan yang kita alami bukan kesalahan kita.

Atau kita bisa memilih jalan yang lebih baik. Mencoba melihat kalau, mungkin saja gandum yang kita berikan memang sudah agak busuk. Mungkin kita bisa mencoba lebih baik. Mungkin kalaupun aku gagal, orang lain tidak perlu gagal.

Jalan manapun yang kita pilih, realitanya akan tetap sama. Pengorbanan kita mungkin tidak diterima, dan di saat itu kekecewaan kita akan muncul.

 Di saat itu balik lagi ke diri kita. Apa kita akan pakai kekecewaan itu untuk menjatuhkan orang lain, atau sebagai batu loncatan berikutnya?

-------------------------------------------------------

Terima kasih sudah memberi waktunya untuk baca artikel ini!

Kalau tertarik baca lebih, kunjungi: https://medium.com/@aldoan

Catch me on Twitter: https://twitter.com/aditiya_aldo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun