Mohon tunggu...
Aldo Aditiya
Aldo Aditiya Mohon Tunggu... -

Orang yang kebetulan suka mencari tahu tentang berbagai macam hal | Mau baca lebih? https://medium.com/@aldoan | Mau bilang sesuatu? https://twitter.com/aditiya_aldo |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Orang Sekarang Penuh Ego?

8 Mei 2018   12:30 Diperbarui: 8 Mei 2018   12:31 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

When we remove ego, we're left with what is real. What replaces ego is humility, yes---but rock-hard humility and confidence. Whereas ego is artificial, this type of confidence can hold weight. -- Ryan Holiday

Ingat cerita tentang kelinci dan kura -- kura yang balapan?

Si kelinci, dengan percaya diri mengajak kura -- kura untuk balapan melawannya, percaya kalau dia pasti menang. Kura -- kura tertinggal jauh di awal, sampai si kelinci merasa sombong dan tertidur di tengah lomba. Di saat itu si kura -- kura melewati kelinci yang sedang tertidur. Akhirnya, si kelinci pun kalah dari kura -- kura.

Kesimpulannya simpel: Jadilah orang yang rendah hati, jangan keluarkan egomu.

Kita menganggap kerendahan hati sebagai sifat yang terpuji. Tapi kadang kita ragu. Apa iya dengan rendah hati kita bisa sukses? Bukankah banyak orang yang mau menjatuhkan dan memperalat kita, karena menganggap kita lemah?

Kita merasa, dengan bersifat rendah hati kita akan dianggap sebagai orang yang tidak relevan, dan tidak punya apapun untuk dibanggakan.

Apa benar kita perlu sedikit ego?

...

Ego kita muncul ketika kita akhirnya mencapai sesuatu yang kita usahakan. Saat ego kita muncul, kita merasa lebih siap untuk melewati tantangan -- tantangan berikutnya. Kita membangga -- banggakan apa yang telah kita capai, agar dipandang lebih tinggi di mata orang lain, dan agar tidak dianggap remeh atau tanpa pencapaian.

Dengan ego kita menjadi tenang. "Tantangan berikutnya pasti bisa aku hadapi!". "Sekarang orang -- orang gak akan menganggap aku remeh lagi!"

Karena itu, kita sering tertukar antara ego dengan kepercayaan diri.

Bedanya, dimana ego itu berisik dan bombastis, kepercayaan diri itu diam dan tak terlihat. Ego membuat kita merasa diri kita lebih baik daripada orang lain, sedangkan kepercayaan diri membuat kita merasa lebih mengerti orang lain. Ego akan memisahkan diri kita dari kenyataan objektif, sedangkan kepercayaan diri akan membuat kita melihat diri sendiri apa adanya.

Coba kita ambil contoh John DeLorean, pemilik DeLorean Motor Company yang mobilnya terkenal digunakan pada film Back to the Future. Keterkenalan ini membuatnya melihat ke arah lain ketika banyak komplain bermunculan tentang keburukan manajemen perusahaannya. Dia tidak mendengarkan komplain dari karyawannya, tapi tetap teguh pada apa yang dia percaya (walaupun asalnya dari ego). Ketika berita -berita buruk bermunculan, dia menyangkal dan bersifat defensive terhadap hal -- hal tersebut. Akhirnya ketika perusahaannya mulai bangkrut, dia beralih ke penjualan narkoba. Dia menjual narkoba senilai $60 Juta untuk menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.

Ego mengatakan kepadanya kalau cara terbaik untuk menyelamatkan keuangan perusahaannya adalah dengan menjual 100 kg kokain secara illegal. "Cara apapun boleh dilakukan, asal perusahaanmu kembali" pikirnya.

Kalau John Delorean tidak termakan oleh egonya, dia akan bisa mendengar apa yang karyawan -- karyawannya kritisi terhadap dia. Dia akan merespon terhadap berita luar dengan rendah hati. Dan yang paling pasti, dia tidak tidak akan melakukan atau bahkan terpikirkan untuk menjual narkoba demi menambah keuangan perusahaannya.

Ego membuat kita terobsesi dengan diri sendiri, percaya kalau apa yang ada di pikiran kita selalu benar. Ketika pikiran mereka ditantang, mereka menjadi defensif dan mengelak, tidak melihat keadaan secara objektif.

Kepercayaan diri yang asli tidak bisa didapatkan tanpa kesediaan untuk melihat kalau diri kita mungkin salah. Kepercayaan diri yang asli baru bisa didapatkan ketika kita sadar akan kelemahan -- kelemahan kita, dan jujur kepada diri sendiri kalau di bagian itu kita masih perlu perbaikan.

Berapa banyak orang yang tidak bisa membedakan antara percaya diri dan ego, sampai dia salah menganggap kalau ego adalah hal yang positif?

Berapa banyak orang yang tidak mau mendengar orang lain, karena percaya buta dengan dirinya sendiri?

Berapa banyak orang yang lebih mementingkan egonya dibandingkan objektivitas?

-------------------------------------------------------

Terima kasih sudah memberi waktunya untuk baca artikel ini!

Kalau tertarik baca lebih, kunjungi: https://medium.com/@aldoan

Catch me on Twitter: https://twitter.com/aditiya_aldo

Sekali lagi, terima kasih sudah membaca!

Originally Posted in: https://medium.com/@aldoan/kenapa-orang-sekarang-penuh-ego-592a90447220

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun