Karena itu, kita sering tertukar antara ego dengan kepercayaan diri.
Bedanya, dimana ego itu berisik dan bombastis, kepercayaan diri itu diam dan tak terlihat. Ego membuat kita merasa diri kita lebih baik daripada orang lain, sedangkan kepercayaan diri membuat kita merasa lebih mengerti orang lain. Ego akan memisahkan diri kita dari kenyataan objektif, sedangkan kepercayaan diri akan membuat kita melihat diri sendiri apa adanya.
Coba kita ambil contoh John DeLorean, pemilik DeLorean Motor Company yang mobilnya terkenal digunakan pada film Back to the Future. Keterkenalan ini membuatnya melihat ke arah lain ketika banyak komplain bermunculan tentang keburukan manajemen perusahaannya. Dia tidak mendengarkan komplain dari karyawannya, tapi tetap teguh pada apa yang dia percaya (walaupun asalnya dari ego). Ketika berita -berita buruk bermunculan, dia menyangkal dan bersifat defensive terhadap hal -- hal tersebut. Akhirnya ketika perusahaannya mulai bangkrut, dia beralih ke penjualan narkoba. Dia menjual narkoba senilai $60 Juta untuk menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.
Ego mengatakan kepadanya kalau cara terbaik untuk menyelamatkan keuangan perusahaannya adalah dengan menjual 100 kg kokain secara illegal. "Cara apapun boleh dilakukan, asal perusahaanmu kembali" pikirnya.
Kalau John Delorean tidak termakan oleh egonya, dia akan bisa mendengar apa yang karyawan -- karyawannya kritisi terhadap dia. Dia akan merespon terhadap berita luar dengan rendah hati. Dan yang paling pasti, dia tidak tidak akan melakukan atau bahkan terpikirkan untuk menjual narkoba demi menambah keuangan perusahaannya.
Ego membuat kita terobsesi dengan diri sendiri, percaya kalau apa yang ada di pikiran kita selalu benar. Ketika pikiran mereka ditantang, mereka menjadi defensif dan mengelak, tidak melihat keadaan secara objektif.
Kepercayaan diri yang asli tidak bisa didapatkan tanpa kesediaan untuk melihat kalau diri kita mungkin salah. Kepercayaan diri yang asli baru bisa didapatkan ketika kita sadar akan kelemahan -- kelemahan kita, dan jujur kepada diri sendiri kalau di bagian itu kita masih perlu perbaikan.
Berapa banyak orang yang tidak bisa membedakan antara percaya diri dan ego, sampai dia salah menganggap kalau ego adalah hal yang positif?
Berapa banyak orang yang tidak mau mendengar orang lain, karena percaya buta dengan dirinya sendiri?
Berapa banyak orang yang lebih mementingkan egonya dibandingkan objektivitas?
-------------------------------------------------------