Mohon tunggu...
Rizaldo
Rizaldo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya merupakan seorang pelajar yang mempunyai passion pada bidang penulisan, baik ilmiah maupun non-ilmiah. Saya juga tertarik pada bidang seni dan sastra, seperti membaca puisi, pidato, storytelling dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SDG Ke-5 dan Generasi Muda

7 Juli 2023   20:29 Diperbarui: 18 November 2023   17:15 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kesetaraan adalah jiwa kebebasan; pada kenyataannya, tidak ada kebebasan tanpanya." - Frances Wright

SDGs (Sustainable Development Goals), merupakan beberapa agenda pembangunan berkelanjutan dunia yang memiliki tujuan serta target untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat secara global, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas pembangunan lingkungan hidup yang inklusif, dan terlaksananya tata kelola serta hukum yang dapat menjaga kualitas kehidupan yang terus meningkat, dari generasi ke generasi.

Gender Equality, salah satu dari 17 poin SDGs yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan. Pun, bertujuan untuk menghapus segala bentuk diskriminasi serta paham patriarki terhadap perempuan dan anak perempuan, juga memastikan partisipasi penuh dan setara perempuan dalam semua bidang kehidupan.

Tentu saja, generasi muda, dengan semangat dan potensi yang dimilikinya, memegang peran sentral dalam mencapai tujuan ini. Bagaimana tidak? Merekalah para pemimpin masa depan yang memiliki sikap terbuka, kreativitas, dan semangat untuk mengatasi kesenjangan gender yang masih ada di masyarakat.

Dalam rangka mencapai SDGs ke-5, partisipasi aktif generasi muda sangat penting. Melalui pendidikan, advokasi, kampanye medsos (media sosial), pelatihan, serta kesempatan untuk berbicara dan didengar, generasi muda dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menciptakan dunia yang lebih adil, setara, dan inklusif untuk semua orang. Menurut laporan dari Yayasan Kesehatan Wanita (Women's Health Foundation), kampanye yang dilakukan oleh generasi muda telah berhasil meningkatkan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan mengurangi tingkat kekerasan terhadap perempuan di beberapa wilayah (Women's Health Foundation, 2021).

Indri Ananda Hasanah (Duta GenRe Sultra 2023) dan Jeni Nadila Putri, walau dengan banyak kesibukannya, mereka berkenan untuk menyempatkan waktu berharganya. Mendengar perspektif yang berbeda, cerita serta pengalaman hebat, mereka pernah lalui.

Indri Ananda Hasanah memaknai peran generasi muda dalam SDGs ke-5 sangatlah erat, menurutnya, pemuda merupakan agen perubahan yang dapat membantu menghilangkan diskriminasi gender, mempromosikan kesetaraan, dan mendorong partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Tuturnya, para pemuda juga dapat terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti advokasi, edukasi, aksi langsung untuk mengatasi masalah keadilan gender. Lalu, bagaimana dengan perspektif Jeni Nadila Putri? Menurutnya, hubungan antara SDGs ke-5 dan para generasi muda sebenarnya banyak. Pun, dia menerangkan bahwa pemuda punya banyak keragaman serta perspektif yang berbeda dan tidak selalu homogen untuk memenangkan kesetaraan gender.

Bercerita terkait pengalaman diskriminasi terhadap mereka, ternyata tidak jauh beda. Mereka berdua memperolehnya ketika masih di bangku sekolah. Ceritanya, Indri Ananda Hasanah, terpilih menjadi ketua OSIS di SMA-nya, tetapi guru-guru di sana berdebat bahwa wanita kurang pantas untuk memegang jabatan sebagai Leader. Tentu saja, mereka ternyata masih tangguh pada paham patriarki. Namun, karena optimismenya, Indri Ananda Hasanah bisa membuktikan bahwa perempuan bisa setara dalam hal leadership.

Lagi-lagi patriarki, cerita dari Jeni Nadila Putri, Ia juga pernah ditunjuk untuk menjadi ketua di salah satu organisasi di sekolahnya. Sayangnya, statement laki-laki di sana bahwa perempuan kurang cocok untuk menjadi seorang Leader.

Kembali kepada Indri Ananda Hasanah, bagaimana perspektifnya terhadap sekolah zaman now dalam menyikapi diskriminasi gender? Langsung ia menjawab bahwa respon sekolah terhadap kasus ini bervariasi. Terangnya, beberapa sekolah sudah menetapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, mencakup pemberdayaan siswa perempuan, pencegahan pelecehan seksual serta menghapus norma-norma gender yang merugikan. Tapi, banyak juga sekolah-sekolah yang kurang responsif terhadap kasus seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun