Mohon tunggu...
aldi surizkika
aldi surizkika Mohon Tunggu... Penulis - mahasiwa

tukang ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsekuensi Disfungsional dan Ketegangan Kelembagaan

18 Januari 2024   01:06 Diperbarui: 18 Januari 2024   01:15 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disfungsi ini menciptakan konflik yang kompleks antara berbagai kelompok, baik internal maupun eksternal, serta di antara staf manajerial dan non-manajerial, bahkan di tingkat individu. 

Tekanan institusional yang timbul sebagai akibat dari disfungsi dianggap sebagai masalah yang memerlukan tindakan perubahan oleh manajemen atau anggota organisasi. Ketegangan institusional, menurut Merton, menjadi pemicu utama konflik yang perlu diatasi. Manajemen dihadapkan pada tekanan yang kuat untuk melakukan perubahan guna mengurangi ketegangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa solusi terhadap disfungsi harus mencakup penanganan akar permasalahan yang mendasarinya.

Lebih lanjut, Merton mengidentifikasi konsekuensi disfungsional yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan parah pada kelembagaan. Ini menggambarkan pentingnya menangani masalah sejak awal agar tidak merusak struktur organisasi secara keseluruhan. 

Dalam konteks hubungan manusia di organisasi, Merton menggarisbawahi bahwa individu, subkelompok formal, dan kelompok informal memiliki kebutuhan yang berbeda dengan organisasi. Mereka cenderung menjaga kebutuhan mereka sendiri, menolak dikendalikan oleh pihak lain, dan merasa tidak senang jika dianggap hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Ini menunjukkan kompleksitas interaksi manusia di dalam organisasi. 

Para manajer dihadapkan pada tugas sulit untuk bekerja dengan dan melalui individu serta kelompok yang beragam ini. Sifat tidak kooperatif dari tindakan manusia menjadi tantangan yang harus diatasi oleh manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai disfungsi dan ketegangan institusional menawarkan wawasan berharga bagi manajer dalam mengelola dinamika kompleks di dalam organisasi.

Pandangan Selznick mengenai tindakan sosial sebagai sesuatu yang selalu dimediasi oleh struktur manusia menawarkan wawasan mendalam tentang kompleksitas hubungan dan dinamika di dalam organisasi. Menurutnya, struktur manusia menciptakan pusat-pusat kebutuhan dan kekuasaan baru yang menempatkan diri di antara aktor dan tujuannya. Hal ini memberikan dasar bagi pemahaman bahwa tindakan sosial tidak hanya dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga oleh interaksi kompleks antara berbagai elemen struktural yang melibatkan kebutuhan dan kekuasaan

Dalam konteks manajemen, tanggung jawab manajemen, menurut Selznick, termasuk dalam mengakomodasi kebutuhan aktor-aktor manusia lainnya sejauh mungkin yang masuk akal. Ini mencerminkan kesadaran akan peran penting kebutuhan individu dan kelompok dalam dinamika organisasi. Manajemen dihadapkan pada tugas yang kompleks untuk memahami, menilai, dan merespon kebutuhan beragam aktor di dalam organisasi, yang melibatkan staf manajerial, karyawan, dan kelompok lainnya.

Pentingnya akomodasi kebutuhan ini menunjukkan bahwa manajemen bukan hanya tentang mencapai tujuan organisasi, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan kelompok dengan tujuan keseluruhan. Proses ini, meskipun dilakukan dengan upaya maksimal, tetap tidak pasti dalam hasilnya. Tantangan manajemen terletak pada kemampuan untuk memahami dinamika yang berkembang dan bersifat fleksibel dalam merespon perubahan serta kebutuhan yang muncul.

Dalam hal ini, Selznick menggarisbawahi sifat dinamis dan tidak terduga dari interaksi sosial di dalam organisasi. Upaya manajemen untuk mengakomodasi kebutuhan aktor manusia lainnya tidak selalu menghasilkan hasil yang dapat diprediksi, dan inilah yang membuat tanggung jawab manajemen menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, kemampuan manajemen untuk beradaptasi, berkomunikasi, dan mengelola konflik menjadi keterampilan kunci dalam merespons dinamika kompleks tindakan sosial di dalam organisasi.

Dengan demikian, pandangan Selznick menekankan bahwa keberhasilan manajemen tidak hanya tergantung pada pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami, menghargai, dan mengakomodasi kebutuhan beragam aktor manusia, menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan seimbang.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun