Mohon tunggu...
aldi surizkika
aldi surizkika Mohon Tunggu... Penulis - mahasiwa

tukang ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsekuensi Disfungsional dan Ketegangan Kelembagaan

18 Januari 2024   01:06 Diperbarui: 18 Januari 2024   01:15 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengelola perubahan dan penyesuaian struktural menimbulkan tantangan yang signifikan bagi para manajer dalam lingkungan organisasi yang tidak menentu dan kompleks saat ini. 

Sifat masa depan yang tidak dapat diprediksi membatasi kemampuan mereka untuk meramalkan konsekuensi dari tindakan mereka, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Tujuan jangka pendek dan hasil langsung sering kali lebih diutamakan, sehingga menyebabkan terbatasnya waktu dan informasi untuk evaluasi hasil yang komprehensif. 

Lingkungan organisasi yang terus berubah menambah kompleksitas, sehingga menyulitkan para pengurus untuk memprediksi dampak jangka panjang dari keputusan mereka. Konsekuensi yang tidak terduga dapat muncul, seperti tantangan budaya internal atau merusak moral karyawan dari restrukturisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Komitmen yang dibuat dalam konteks perubahan struktural juga dapat menimbulkan konsekuensi sekunder yang tidak terduga. 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, para manajer harus mengembangkan kemampuan adaptasi yang kuat, menjaga sikap terbuka terhadap perubahan dan tetap mendapatkan informasi. Pembelajaran, pemantauan, dan evaluasi yang berkelanjutan sangat penting, bersama dengan kemampuan untuk memodifikasi rencana berdasarkan umpan balik. 

Komunikasi yang efektif membantu mengatasi resistensi dan kebingungan. Meskipun konsekuensi yang tidak diinginkan tidak dapat sepenuhnya dihindari, pendekatan yang proaktif dan responsif dapat membantu para manajer dalam menghadapi tantangan-tantangan ini dengan sukses.

 Sebagai contoh, ketika para ahli pertanian di TVA memutuskan untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi penerima hibah lahan, mereka tidak dapat memperkirakan bagaimana keputusan mereka akan menimbulkan konflik dengan lembaga lain, perubahan sifat kelembagaan, dan pembelokan tujuan. Kejadian-kejadian tersebut terjadi karena semua keputusan yang diambil oleh para pejabat tersebut dibatasi oleh komitmen awal mereka. 

Akhirnya, sulit untuk merekayasa perilaku manusia dengan presisi, yang mengarah pada konsekuensi yang tidak terduga. Manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda-beda, dan situasi kerja yang mereka hadapi terus berkembang. Blau menyimpulkan bahwa "tidak ada sistem peraturan dan pengawasan yang dapat dibuat dengan sangat baik sehingga dapat mengantisipasi semua keadaan darurat yang mungkin timbul."

Dinamika organisasi bergantung pada intervensi manajerial, yang dapat memiliki konsekuensi fungsional atau disfungsional. Konsekuensi fungsional terjadi ketika keputusan manajerial membantu organisasi beradaptasi dengan tantangan internal dan eksternal, sehingga meningkatkan kinerjanya. 

Di sisi lain, konsekuensi disfungsional muncul ketika intervensi manajerial menciptakan ketegangan dan menghambat kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya secara efektif. Memahami perbedaan antara kedua hasil ini sangat penting bagi para manajer, karena menyoroti pentingnya manajemen yang bijaksana dan kontekstual. 

Pendekatan holistik terhadap manajemen perubahan melibatkan komunikasi yang efektif, keterlibatan anggota organisasi, dan perencanaan strategis. Para manajer harus mempertimbangkan faktor psikologis dan budaya yang dapat mempengaruhi bagaimana intervensi mereka diterima dan dilaksanakan dalam organisasi. Pemahaman ini memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan yang tepat dan responsif, memastikan dampak positif dan mempertimbangkan kompleksitas aspek manusia dan sosial dalam dinamika organisasi.

Definisi Merton tentang disfungsi memberikan pemahaman mendalam mengenai tekanan dan ketegangan yang terjadi pada tingkat struktural dalam sebuah organisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun