PENDAHULUAN
Studi kasus yang dilakukan oleh Selznick, Gouldner, dan Blau bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai aspek perilaku organisasi. Selznick, Gouldner, dan Blau adalah para ahli sosiologi yang telah melakukan studi kasus mendalam untuk mengeksplorasi berbagai aspek perilaku organisasi. Penelitian mereka bertujuan untuk menjelaskan berbagai faktor yang memengaruhi cara kerja organisasi, termasuk struktur, budaya, komunikasi, dan proses pengambilan keputusan.Â
Dengan menganalisis contoh-contoh bisnis dan institusi di dunia nyata, para sarjana ini telah membantu mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika kompleks yang mendasari perilaku organisasi. Pekerjaan mereka memiliki implikasi praktis bagi para manajer dan pemimpin yang berusaha mengoptimalkan kinerja organisasi mereka dan menumbuhkan lingkungan kerja yang positif bagi karyawan mereka.
Di sisi lain, Merton, seorang sosiolog terkenal, menggunakan pendekatan analisis fungsional untuk merumuskan proposisi teoritis untuk tujuan membangun teori umum tentang perilaku organisasi.Â
Metodologi ini memungkinkannya untuk memeriksa interaksi antara berbagai komponen dalam organisasi dan bagaimana mereka berkontribusi terhadap fungsi organisasi secara keseluruhan.Â
Dengan menganalisis fungsi-fungsi yang dijalankan oleh berbagai struktur organisasi dan mempelajari saling ketergantungannya, Merton berharap dapat menciptakan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami perilaku organisasi dan prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Meskipun para peneliti tidak dapat merumuskan teori yang komprehensif, pekerjaan mereka dalam analisis fungsional membantu mereka sampai pada temuan yang sama mengenai dinamika perubahan organisasi.Â
Melalui penelitian ini, mereka mampu mengidentifikasi faktor-faktor kunci dan pola-pola yang umum terjadi dalam transformasi organisasi yang sukses. Meskipun mereka gagal menciptakan teori pemersatu, penelitian mereka tetap berharga dalam menginformasikan strategi perubahan organisasi dan praktik terbaik.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa para manajer cenderung bertindak untuk mempertahankan organisasi mereka ketika dihadapkan pada ancaman internal dan eksternal. Dengan melakukan hal tersebut, mereka menciptakan ketegangan institusional yang menghasilkan putaran tambahan respon defensif oleh pihak-pihak yang terkena dampak. Proses perubahan struktural ini berlangsung terus menerus, dengan periode singkat yang relatif stabil.
PEMBAHASAN