Mohon tunggu...
Aldira Putri Pangesti
Aldira Putri Pangesti Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Pascasarjana FK-KMK UGM

Tukang baking sambilan dan mahasiswa S2 yang selalu mencari keseimbangan antara mengaduk adonan dan mengerjakan tugas. Selalu bersemangat mencoba resep baru dan menambahkan sedikit gula pada hari-hari yang sibuk!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Polusi Udara dan Kesehatan Mental: Bagaimana Lingkungan Mempengaruhi Jiwa

14 September 2024   17:33 Diperbarui: 14 September 2024   19:14 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nggak sih kalian merasa tiba - tiba badmood waktu di luar ruangan? Rasanya nggak asik banget ketika udara di sekitar kita penuh polusi; selain bikin suasana jadi buruk, kadang bikin mood juga langsung anjlok. Polusi udara ternyata dapat menurunkan rata - rata angka harapan hidup masyarakat Indonesia sebesar 2,5 tahun menurut Air Quality Lifetime Index (AQLI). 

Hal tersebut terjadi akibat kualitas udara dari segi konsentrasi partikel halus (PM2.5) berada di bawah batas aman berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu lebih kecil dari 2,5 m (mikrometer). Selama dua dekade, rata-rata tingkat polusi udara Indonesia mencapai tiga kali lipat dari ambang yang ditetapkan oleh WHO (Lee and Greenstone, 2021).

Beberapa tahun terakhir ini, polusi udara telah banyak dikaitkan dengan dampak terhadap kesehatan fisik seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Tidak hanya kesehatan fisik, namun sekarang banyak penelitian yang mengungkap bahwa polusi udara memiliki hubungan dengan kesehatan mental. Contohnya seperti yang terjadi di Jakarta, polusi udara yang sangat tinggi akibat dari berbagai faktor, termasuk kegiatan industri, transportasi, dan pembakaran sampah. Hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta telah melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO. 

Bagaimana paparan polusi udara dapat mengancam jiwa?

Paparan polutan tersebut dapat meningkatkan kadar stres hormon seperti kortisol yang berdampak pada sistem saraf pusat serta meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, demensia, dan skizofrenia (Nobile et al., 2023). Artikel ini akan membahas bagaimana upaya untuk mengurangi dampak dari polusi udara yang bisa kita lakukan :

  • Mengurangi Paparan: Menggunakan masker saat kualitas udara buruk, menghindari aktivitas di luar ruangan saat polusi udara tinggi, dan menggunakan alat pembersih udara di dalam ruangan dapat  mengurangi paparan polusi udara dan dampak negatifnya terhadap kesehatan mental

  • Promosi Kesehatan dan Komunikasi: Strategi promosi  dan komunikasi kesehatan yang efektif sangat penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.

  • Pengurangan Polusi Udara dari Sektor Transportasi: Kebijakan pengujian emisi untuk memerangi polusi udara dari sektor transportasi akan membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di perkotaan

Polusi udara merupakan masalah lingkungan yang mempunyai dampak luas, tidak hanya terhadap kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental. Semakin banyak bukti yang menghubungkan polusi udara dengan gangguan kesehatan mental, oleh karena itu penting  untuk kita menyadari dampaknya dan mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri serta mendorong perubahan yang dapat mengurangi polusi udara. Mari bersihkan udara untuk jiwa yang lebih sejahtera!

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun