Sampah organik sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Setiap harinya volume sampah terus bertambah menurut data dari Kementrian lingkungan hidup tahun 2015 menyebutkan, timbunan sampah  diseluruh Indonesia mencapai 175 ribu ton setiap harinya. Sampai saat ini cara  umum untuk menanggulangi sampah khususnya sampah organik yaitu dengan menjadikannya sebagai pupuk kompos.
Tetapi di tangan kelompok mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Banyuwangi dibawah naungan organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HM-TM) sampah organik bisa dirubah menjadi  pakan ternak yang tinggi protein melalui suatu biokonversi, yah  progam biokonversi  ini adalah merubah dari sampah organik menjadi nutrien bentuk lain yaitu biomassa maggot.Â
Jadi inti dari progam ini adalah menghasilkan nutrien dengan memanfaatkan bahan murah berupa sampah organik, adapun produk luaran dari pakan ternak ini yakni pelet maggot dan maggot segar.
Pertengahan Julu 2019, Progam Hibah Desa Binaan yang di selenggarakan oleh Politeknik Negeri Banyuwangi ini diadakan di Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Dengan Kemitraan langsung kepada Bapak Sugiharno selaku kepala dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Cluring.
Adapun hal yang  melatarbelakangi  dari ide ini yaitu mahalnya pakan ternak yang membuat tidak sedikit peternak di negeri ini yang khawatir. Kurangnya pengadaan pakan ternak subsidi membuat para peternak harus memutar otak untuk mengakalinya.
Kedepanya diharapkan progam ini bisa berlanjut dengan bertambahnya produk luaran dari Tempat Pembuangan Akhir di Desa Cluring tersebut berupa tepung maggot, dan maggot kering. Selain itu juga diharapkan produk luaran bisa mendapat apresiasi dan izin resmi untuk memudahkan pemasaran agar semua pihak bisa saling menguntungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H