Mohon tunggu...
Aldi Nur Sopian
Aldi Nur Sopian Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan Public Relations

Sampurasun! Halo Sobat, Saya selalu senang untuk menulis tentang artikel tentang film, musik, membuat puisi dan membahas banyak hal tentang psikologi komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serpihan Kenangan yang Berdebu

23 Desember 2023   18:25 Diperbarui: 23 Desember 2023   18:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di malam yang sunyi dengan langkah-langkah yang redup
Seorang pria berjalan membawa bekal cinta sembari gugup
Ada cinta yang tertolak rasanya seperti seribu pedang menusuk
Namun tetap teguh walau hati celingak-celinguk

Di sudut kelam tercipta sarang kesedihan
Jiwa histeris sembari menatap adanya kepastian
Sang bulan menjadi saksi cerita penuh derita
Sampai sang matahari terbit menemani untuk membuatnya ceria

Mesikipun ada kekalahan tapi lahir kekuatan
Ternyata luka hati bukan akhir melainkan awal kehidupan
Dia menatap cermin mencari diri yang hilang
Bersiap mengukir takdir dengan tinta kebahagiaan yang tak terhalang

Dia menolak jadi korban di lautan cinta yang kelam
Melangkah maju demi menghindari luka yang dalam
Patah hati menjadi simbol kesedihan yang menggurat
Harmoni duka selayaknya untuk tak diingat

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun