Di malam yang sunyi dengan langkah-langkah yang redup
Seorang pria berjalan membawa bekal cinta sembari gugup
Ada cinta yang tertolak rasanya seperti seribu pedang menusuk
Namun tetap teguh walau hati celingak-celinguk
Di sudut kelam tercipta sarang kesedihan
Jiwa histeris sembari menatap adanya kepastian
Sang bulan menjadi saksi cerita penuh derita
Sampai sang matahari terbit menemani untuk membuatnya ceria
Mesikipun ada kekalahan tapi lahir kekuatan
Ternyata luka hati bukan akhir melainkan awal kehidupan
Dia menatap cermin mencari diri yang hilang
Bersiap mengukir takdir dengan tinta kebahagiaan yang tak terhalang
Dia menolak jadi korban di lautan cinta yang kelam
Melangkah maju demi menghindari luka yang dalam
Patah hati menjadi simbol kesedihan yang menggurat
Harmoni duka selayaknya untuk tak diingat
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H