Perpustakan dan buku adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. di mana ada perpustakaan, di sanalah kita menemukan deretan buku-buku. Demikian juga antara buku dengan ilmu. buku adalah bagian tak terpisahkan dari ilmu.
Dengan buku, ilmu pengetahuan dari segala penemuan dan pemikiran para ahli, dapat disebarkan ke masyarakat luas.
Pengusaha adalah seseorang yang menjalankan aktivitas usaha baik usaha jual-beli, maupun usaha produksi yang mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan dan menanggung resiko yang mungkin saja akan terjadi dalam aktivitas usahanya. Bahkan seseorang yang awalanya tidak memiliki jiwa pengusaha menjadi berkeinginan besar untuk menjadi pengusaha setelah membaca buku.
Perpustakan dan pengusaha adalah dua objek yang dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
Perpustakaan yang berisi buku-buku adalah ilmu yang bisa didapatkan oleh pengusaha dalam mencari informasi tentang dunia usaha, cara berbisnis yang baik, pengelolaan uang dan pelayanan.Â
Sehingga seorang pengusaha yang sering mencari informasi di dalam perpustakan adalah  pengusaha yang akan mengetahui banyak hal tentang dunia usahanya yang disajikan dari beberapa penulis yang berpengalaman di dunia usaha.
Ide-ide, gagasan, dan inovasi pengusaha hasil dari membaca buku-buku pengetahuan berwirausaha.
Â
Informasi sering dianggap sebagai angin lalu saja tanpa ada nilai di dalamnya. Informasi juga sering disikapi sebagai wacana saja yang hanya menggema tanpa ada hakikat yang dimilikinya.Â
Era globalisasi menjawab urgensi informasi ini karena ini adalah masa lalu lintas informasi begitu padatnya. Dahulu, masyarakat sangat kesulitan mengakses informasi dari berbagai belahan dunia.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya dalam hitungan menit, bahkan detik, kini informasi dapat di akses dengan mudah, bahkan seperti tidak mengenal batas ruang maupun waktu.
Suatu pepatah mengatakan "Barangsiapa menguasai informasi, ia adalah yang sebenarnya merajai dunia" Pepatah ini menandakan betapa pentingnya suatu informasi.
Tidak akan pernah menjadi orang bijak jika kepalanya tidak diisi dengan informasi. Perpustakaan sebagai salah satu lembaga penyedia informasi menjadi tulang punggung berkembangnya pengetahuan masyarakat.Â
Informasi di dalamnya merupakan aset penting bagi peradaban masyarakat. Karenanya, informasi ini pun pelu dijaga dan dilindungi sebagaimana aset masyarakat yang lain dan salah satu asetnya adalah buku yang terdapat di perpustakaan.
Â
Beberapa dasawarsa terakhir ini dunia teks mendapatkan tantangan dari temuan-temuan teknologi baru. Seiring dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perpustakaan pun dituntut untuk mampu beradaptasi dengan hal tersebut.Â
Perpustakaan pada era ini benar-benar dipilih sebagai salah satu pelaku perubahan (agent of change). Dikatakan demikian karena perpustakaan merupakan tempat berbagai informasi tersimpan di dalamnya dan di sini pula sesungguhnya embrio intelektual diciptakan.
Betapa tidak, dahulu perpustakaan yang dianggap sebagai tempat buku saja. kini berkembang menjadi pusat sumber daya informasi.Â
Artinya, perpustakaan tidak lagi sebagai penyimpan buku semata, tetapi menjadi tempat yang mampu menciptakan nilai tambah bagi pemustaka, yang bermanfaat bagi orang lain.Â
Perkembangan yang tampak sekarang adalah mulai digalakkannya perpustakaan digital yang pada umumnya koleksi yang dimiliki berupa informasi yang terekam dalam bentuk digital. Perpustakaan sebagai aspek pengetahuan adalah objek kajian yang terkait dengan daya inteleketual seseorang.Â
Buku merupakan karya yang ditulis berdasarkan kekuatan inteleketual penulis yang mampu mengolaborasikan berbagai informasi dengan fakta yang dimilikinya sehingga mampu memengaruhi daya intelektual bagi orang yang membacanya.Â
Dengan perpustakaan tentunya akan melahirkan jiwa pengusaha dan manusia intelektual dari berbagai bidang yang lainnya.
Perpustakaan merupakan elemen sentral suatu bangsa dalam upaya peningkatan literasi masyarakatnya karena perpustakaan memiliki modal terhadap akses informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta budaya universal.Â
Hal ini disampaikan oleh The International Federation of Library Association and Institution (IFLA) dalam advokasinya kepada PBB sebagai upaya melibatkan tumuan pembangunan bekelanjutan (SDG's) periode 2015-2030.Â
Oleh sebab itu, PBB kemudian menetapkan bahwa tujuh dari 17 agenda SDG's melibatkan lembaga perpustakaan dengan  layanan berbasis inklusi sosial sebagai salah satu instrument strategis lintas sektor.
Perpustakaan memiliki pengaruh besar pada pertumbuhannya kaum intelektual dibidang usaha.Â
Karenanya perpustakaan adalah ruang bagi pencari pengetahuan segala hal yang memuat perbaikan pola pikir seseorang yang awalnya sempit menjadi luas dan menguasai berbagai pengetahuan sehingga membuat jiwanya merasa terpanggil atas pengaruh penulis dalam menyampaikan materi melalui tulisan dalam bentuk buku yang tersedia diberbagai perpustakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H