Informasi di dalamnya merupakan aset penting bagi peradaban masyarakat. Karenanya, informasi ini pun pelu dijaga dan dilindungi sebagaimana aset masyarakat yang lain dan salah satu asetnya adalah buku yang terdapat di perpustakaan.
Â
Beberapa dasawarsa terakhir ini dunia teks mendapatkan tantangan dari temuan-temuan teknologi baru. Seiring dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), perpustakaan pun dituntut untuk mampu beradaptasi dengan hal tersebut.Â
Perpustakaan pada era ini benar-benar dipilih sebagai salah satu pelaku perubahan (agent of change). Dikatakan demikian karena perpustakaan merupakan tempat berbagai informasi tersimpan di dalamnya dan di sini pula sesungguhnya embrio intelektual diciptakan.
Betapa tidak, dahulu perpustakaan yang dianggap sebagai tempat buku saja. kini berkembang menjadi pusat sumber daya informasi.Â
Artinya, perpustakaan tidak lagi sebagai penyimpan buku semata, tetapi menjadi tempat yang mampu menciptakan nilai tambah bagi pemustaka, yang bermanfaat bagi orang lain.Â
Perkembangan yang tampak sekarang adalah mulai digalakkannya perpustakaan digital yang pada umumnya koleksi yang dimiliki berupa informasi yang terekam dalam bentuk digital. Perpustakaan sebagai aspek pengetahuan adalah objek kajian yang terkait dengan daya inteleketual seseorang.Â
Buku merupakan karya yang ditulis berdasarkan kekuatan inteleketual penulis yang mampu mengolaborasikan berbagai informasi dengan fakta yang dimilikinya sehingga mampu memengaruhi daya intelektual bagi orang yang membacanya.Â
Dengan perpustakaan tentunya akan melahirkan jiwa pengusaha dan manusia intelektual dari berbagai bidang yang lainnya.
Perpustakaan merupakan elemen sentral suatu bangsa dalam upaya peningkatan literasi masyarakatnya karena perpustakaan memiliki modal terhadap akses informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta budaya universal.Â
Hal ini disampaikan oleh The International Federation of Library Association and Institution (IFLA) dalam advokasinya kepada PBB sebagai upaya melibatkan tumuan pembangunan bekelanjutan (SDG's) periode 2015-2030.Â
Oleh sebab itu, PBB kemudian menetapkan bahwa tujuh dari 17 agenda SDG's melibatkan lembaga perpustakaan dengan  layanan berbasis inklusi sosial sebagai salah satu instrument strategis lintas sektor.
Perpustakaan memiliki pengaruh besar pada pertumbuhannya kaum intelektual dibidang usaha.Â