Mohon tunggu...
Aldi Mauladi
Aldi Mauladi Mohon Tunggu... Mahasiswa - freelance

seseorang yang hobi dan tertarik dengan dunia bisnis dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Penggunaan Media Sosial dan Brand Awareness dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian

3 Februari 2025   01:07 Diperbarui: 3 Februari 2025   01:07 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Sosial

Definisi Media Sosial

Pengertian media sosial mengacu pada teknologi yang memfasilitasi interaksi dan pertukaran pesan di antara pengguna. Nasrullah (2021) menjelaskan bahwa media sosial dapat dijelaskan sebagai alat di dunia maya yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri melalui interaksi, kolaborasi, berbagi informasi, dan komunikasi antara satu pengguna  dengan pengguna lain, serta membentuk jaringan sosial secara virtual. Media sosial merupakan platform yang mana setiap individu dapat membuat halaman web dan berinteraksi dengan pengguna lain secara instan dan tanpa batas.

Chandra (2021) menyatakan bahwa media sosial merupakan teknologi digital yang memiliki potensi untuk menghubungkan individu agar dapat berkomunikasi, berinteraksi, dan saling berbagi informasi.

Karakteristik Media Sosial

Menurut Nasrullah, media sosial memiliki karakteristik yang unik yang membedakannya dari platform lain. Beberapa ciri khas yang dijelaskan adalah sebagai berikut:

  • Jaringan (Network)
  • Media sosial berperan sebagai sarana untuk menghubungkan pengguna melalui teknologi informasi. Struktur ini memungkinkan adanya interaksi antar individu, meskipun mereka tidak saling mengenal di kehidupan nyata.
  • Informasi (Information)
  • Informasi memegang peranan penting dalam media sosial, di mana pengguna menciptakan identitas mereka dan menghasilkan konten berdasarkan informasi yang ada. Dalam konteks ini, informasi menjadi barang yang dikonsumsi oleh pengguna.
  • Arsip (Archive)
  • Media sosial memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi secara permanen, sehingga pengguna dapat mengakses konten yang telah diposting kapan saja.
  • Interaksi (Interactivity)
  • Interaksi merupakan salah satu aspek penting dari media sosial, di mana para pengguna dapat berkomunikasi dan berkolaborasi secara langsung melalui berbagai fitur, seperti komentar dan berbagi.
  • Simulasi Sosial (Simulation of Society)
  • Dalam konsep yang diperkenalkan oleh Jean Baudrillard, media sosial menciptakan simulasi dari realitas, di mana interaksi yang terjadi seringkali merupakan representasi dari kehidupan nyata namun dalam bentuk yang terdistorsi.
  • Konten Pengguna (User-Generated Content)
  • Konten yang ada pada media sosial dibuat oleh pengguna, menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dan kolaborasi dalam pembuatan konten.

Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Nasullah (2021), terdapat enam klasifikasi utama untuk media sosial. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis media sosial tersebut:

  • Jaringan Sosial (Social Networking):
  • Platform jejaringan sosial adalah platform yang terkenal, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan membangun hubungan pertemanan. Contoh dari jenis ini seperti: Facebook dan Instagram.
  • Blog
  • Blog adalah media yang memungkinkan pengguna untuk menulis dan berbagi konten pribadi, informasi, serta tautan ke situs lain. Blog dapat dibagi menjadi dua jenis: blog pribadi dengan menggunakan domain sendiri dan blog yang menggunakan platform gratis seperti: WordPress atau Blogspot.
  • Mikroblogging:
  • Mikroblogging mirip dengan blog tetapi lebih singkat, biasanya terbatas pada beberapa karakter. Contoh yang paling terkenal dari mikroblogging adalah Twitter, di mana pengguna dapat berbagi pemikiran atau pembaruan secara singkat.
  • Berbagi Media (Media Sharing):
  • Jenis ini dapat digunakan pengguna untuk berbagi beberapa jenis media, seperti gambar, video, dan audio. Contoh platform berbagi media termasuk YouTube dan Flickr.
  • Penanda Sosial (Social Bookmarking):
  • Media ini memungkinkan para pengguna untuk menyimpan, mengelola, dan berbagi tautan ke konten web yang menarik. Contoh situs penanda sosial adalah Delicious dan Reddit.
  • Wiki
  • Wiki adalah sebuah platform kolaboratif yang mana pengguna dapat membuat dan mengedit konten bersama-sama. Wikipedia adalah contoh yang paling terkenal dari jenis media ini.

Brand Awareness

Definisi Brand Awareness

Brand awareness atau kesadaran merek merupakan konsep yang sangat penting dalam dunia pemasaran yang mengacu pada kemampuan seorang konsumen untuk mengenali dan mengingat suatu merek. Beberapa pakar pemasaran telah memberikan berbagai definisi dan sudut pandang mengenai brand awareness. Menurut Kotler, Keller, Brady, Goodman, Hansen (2019), brand awareness didefinisikan sebagai suatu kemampuan konsumen guna mengenali dan mengingat merek dalam berbagai situasi. Mereka menekankan bahwa brand awareness merupakan langkah pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen dan dapat memengaruhi preferensi serta loyalitas terhadap merek tersebut.

Aaker (2020) menjelaskan bahwa brand awareness terdiri dari bebarapa dimensi utama: pengenalan merek (brand recognition) dan ingatan merek (brand recall). Pengenalan merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali merek saat melihatnya, sedangkan ingatan merek adalah kemampuan untuk mengingat merek tanpa bantuan visual. Aaker juga menyatakan bahwa tingkat brand awareness dapat bervariasi dari tidak menyadari merek hingga menjadi top of mind.

Keller dan Swaminathan (2019) menyoroti pentingnya brand awareness dalam membangun ekuitas merek. Mereka berpendapat bahwa brand awareness memungkinkan konsumen untuk mengaitkan merek dengan produk tertentu, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan pembelian. Kesadaran merek yang tinggi dapat meningkatkan suatu kemungkinan konsumen untuk produk tersebut daripada produk dari merek lain. Sementara itu, Wardhana, et al. (2019) menemukan bahwa brand awareness yang kuat berperan dalam meningkatkan suatu kepercayaan konsumen terhadap produk, sehingga mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness tidak hanya sebatas pengenalan, melainkan sebagai penciptakan ikatan emosional antara konsumen dan merek.

Dari pandangan di atas dapat dikatakan bahwa kesadaran merek, juga dikenal sebagai merek kesadaran, adalah kemampuan konsumen untuk memahami dan mengenali merek tertentu.. Brand awareness tidak hanya berperan dalam pengenalan, tetapi juga berkontribusi pada loyalitas dan keputusan pembelian konsumen. Wardhana,  et  al.  (2019)  menyatakana bahwa  kesadaran  merek  (brand  awareness)  dapat dimanfaatkan  oleh  perusahaan  sebagai  informasi  dan sarana  dalam  memberikan  pemahaman  yang  lebih mendalam  mengenai  merek  produk  perusahaan  kepada konsumen maupun  pelanggannya untuk  membeli suatu merek yang  sudah dikenal  sehingga konsumen  maupun pelanggannya  akan  merasa  aman  dan  terhindar  dari berbagai  resiko  penggunaan  merek  produk  perusahaan. Berdasarkan berbagai pengertian kesadaran merek (brand awareness)  yang  telah  diuraikan  di  atas,  maka  dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek (brand awareness) merupakan  kesadaran  konsumen  terhadap  keberadaan suatu  merek  dalam  kelas  produknya  yang membedakannya dengan merek produk pesaingnya dalam kelas produk  yang sama  sehingga merek  tersebut dapat dikenali  maupun  diingat  dengan  baik  dalam  benak konsumen.

Faktor-Faktor Brand Awareness

Kesadaran merek merupakan aspek krusial dalam strategi pemasaran yang berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi dan mengingat merek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kotler, Keller, Brady, Goodman, dan Hansen (2019), terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kesadaran merek. Berikut adalah uraian mengenai faktor-faktor tersebut.

  • Pengenalan Merek (Brand Recognition)
  • Pengenalan merek merujuk kepada suatu kemampuan konsumen untuk mengenali suatu  merek ketika mereka melihatnya. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengenali logo, kemasan, atau iklan yang terkait dengan suatu merek tertentu. Tingkat pengenalan merek yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan konsumen untuk memilih produk tersebut di antara opsi lainnya.
  • Ingatan Merek (Brand Recall)
  • Ingatan merek mengacu pada suatu kemampuan konsumen untuk mengingat merek tanpa bantuan visual. Hal ini mencerminkan seberapa baik merek tersebut terasosiasi dengan kategori produk tertentu dalam pikiran konsumen. Tingkat ingatan merek yang tinggi menunjukkan bahwa merek tersebut telah berhasil menanamkan citra positif dalam benak konsumen.
  • Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
  • Faktor ini mencakup sejauh mana kesadaran merek dapat memengaruhi  suatu keputusan pembelian konsumen. Ketika konsumen sudah memiliki kesadaran yang sangat tinggi terhadap suatu merek, mereka cenderung memasukkan merek tersebut ke dalam pertimbangan saat berbelanja.
  • Penggunaan (Consumption)
  • Penggunaan berkaitan dengan tindakan nyata membeli dan menggunakan produk dari merek yang dikenal. Tingkat kesadaran merek yang tinggi dapat mendorong konsumen untuk memilih dan menggunakan produk dari merek tertentu secara berulang.
  • Tingkat Kesadaran Merek
  • Kotler et al. juga mengemukakan bahwa kesadaran merek dibagi menjadi beberapa tingkatan:
  • Tidak Mengetahui Merek: Tingkat kesadaran terendah di mana konsumen tidak menyadari keberadaan suatu merek.
  • Pengenalan Merek: Konsumen mengenali dan mengakui keberadaan suatu merek.
  •  Ingatan Merek: Konsumen dapat mengingat merek secara spontan tanpa bantuan.
  • Teratas dalam Pikiran: Merek menjadi pilihan utama yang pertama terlintas dalam pikiran konsumen.

Pengukuran Brand Awareness

 Menurut Wardhana, Kotler et al. terdapat beberapa tanda yang bisa digunakan untuk menilai kesadaran merek, seperti:

  • Kemampuan mengingat: Sejauh mana konsumen dapat mengingat nama merek ketika ditanya.
  • Kemampuan mengenali: Sejauh mana konsumen dapat mengenali merek dalam konteks kategori produk tertentu.Keputusan pembelian: Seberapa besar pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian pelanggan.

Keputusan Pembelian

Definisi Keputusan Pembelian

Proses keputusan membeli merupakan tahapan krusial dalam tingkah laku konsumen yang melibatkan serangkaian langkah sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli suatu produk atau layanan. Menurut penelitian Yuniar dkk. (2021), proses keputusan membeli adalah rangkaian yang dilakukan pelanggan sebelum membeli sebuah produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam konteks ini, proses keputusan membeli mencakup langkah-langkah di mana konsumen mengidentifikasi kebutuhan, mencari informasi, dan mengevaluasi opsi yang tersedia.

Gusti dkk. (2021) menambahkan bahwa sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen umumnya melakukan proses pengambilan keputusan terlebih dahulu. Proses ini melibatkan penilaian terhadap produk yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga muncul niat untuk melakukan suatu pembelian.

Dari definisi dan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa proses keputusan membeli adalah proses yang kompleks yang melibatkan identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi opsi, dan akhirnya memilih produk atau layanan yang akan dibeli. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat memengaruhi tingkah laku konsumen dalam mengambil keputusan.

Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pemebelian

Edwin Zusrony (2021) dalam karyanya menjelaskan tentang berbagai macam jenis perilaku keputusan pembelian yang dapat membantu dalam memahami bagaimana konsumen berinteraksi dengan produk dan merek. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis perilaku keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong yang dikutip oleh Zusrony sebagai berikut:

  • Perilaku Pembelian yang Kompleks (Complex Buying Behavior)
  • Perilaku ini akan terjadi ketika konsumen terlibat dalam sebuah proses pembelian dan merasakan perbedaan yang sangat signifikan antara merek. Konsumen akan melakukan penelitian yang mendalam dan mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum membuat keputusan, terutama untuk produk yang mahal atau berisiko tinggi.
  • Perilaku Pembelian untuk Mengurangi Ketidakcocokan (Dissonance-Reducing Buying Behavior)
  • Suatu Perilaku yang muncul ketika konsumen merasakan tidak puas setelah membeli produk. Konsumen akan mencari informasi tambahan untuk mengurangi ketidakpuasan dan memastikan bahwa keputusan mereka adalah yang terbaik.
  • Perilaku Kebiasaan pembelian (Habitual Buying Behavior)
  • Konsumen melakukan pembelian berdasarkan kebiasaan tanpa banyak pertimbangan. Mereka cenderung membeli produk yang sama secara berulang kali karena sudah terbiasa dan merasa puas, tanpa mengevaluasi alternatif lain.
  • Perilaku Pembelian untuk Menemukan Keragaman (Variety-Seeking Buying Behavior)
  • Dalam perilaku ini, konsumen memiliki keterlibatan yang rendah namun mencari variasi dalam merek atau produk. Mereka mungkin mencoba merek baru untuk menghindari kebosanan meskipun mereka tidak merasa tidak puas dengan merek yang biasa mereka beli

Peran Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2022), mengemukakan bahwa proses keputusan suatu pembelian dapat dijelaskan melalui beberapa aspek penting yang menggambarkan bagaimana konsumen terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran konsumen dalam keputusan pembelian:

  • Identifikasi Masalah (Problem Recognition)
  • Proses keputusan pembelian dimulai ketika konsumen sudah menyadari ketika adanya masalah atau kebutuhan yang perlu dipenuhi. Identifikasi masalah ini bisa dipicu oleh stimulus internal, seperti rasa lapar atau haus, atau stimulus eksternal, seperti iklan atau rekomendasi dari teman. Konsumen mulai merasakan ketidakpuasan yang mendorong mereka untuk mencari solusi.
  • Pencarian Informasi (Information Search)
  • Setelah menyadari masalah, konsumen akan mencari sebuah informasi tentang produk atau jasa yang dapat memenuhi akan kebutuhan mereka. Informasi ini juga bisa didapatkan dari berbagai sumber, termasuk pengalaman pribadi, keluarga, teman, iklan, dan media sosial. Proses pencarian informasi ini penting untuk membantu konsumen dalam mengevaluasi alternatif yang tersedia.
  • Evaluasi Pilihan (Evaluation of Alternatives)
  • Pada titik ini, konsumen akan membandingkan suatu produk berdasarkan pada kriteria tertentu, seperti harga, kualitas, dan kecocokan. Proses evaluasi ini melibatkan pertimbangan terhadap merek-merek yang tersedia dan bagaimana setiap merek dapat memenuhi kebutuhan mereka.
  • Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
  • Setelah mengevaluasi alternatif, konsumen akhirnya akan membuat sebuah keputusan untuk membeli produk tertentu. Keputusan ini tidak hanya mencakup pemilihan produk tetapi juga melibatkan pemilihan merek, tempat pembelian, jumlah produk yang dibeli, serta metode pembayaran.

Tahapan proses Keputusan Pembelian

Menurut Koltler dan Keller (2022), proses dalam pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dapat dijelaskan melalui lima langkah utama. Setiap langkah ini merupakan tahapan penting yang harus dilewati oleh konsumen sebelum melakukan pembelian. Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah tersebut:

  • Identifikasi Masalah (Problem Recognition)
  • Pada titik ini, konsumen akan memilih berbagai produk atau layanan berdasarkan suatu kriteria tertentu, seperti harga, kualitas, kesesuaian, dan manfaat yang ditawarkan. Identifikasi masalah bisa dipicu oleh faktor internal, seperti kebutuhan dasar (contohnya, rasa lapar), atau faktor eksternal, seperti promosi atau rekomendasi dari orang lain. Pada tahap ini, konsumen mulai merasakan perbedaan antara situasi saat ini dan situasi yang diinginkan.
  • Pencarian Informasi (Information Search)
  • Setelah mengidentifikasi masalah, konsumen akan mencari informasi mengenai produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Pencarian informasi bisa dilakukan melalui berbagai sumber, termasuk pengalaman pribadi, keluarga, teman, media sosial, dan promosi. Konsumen akan mengumpulkan informasi untuk memahami opsi yang tersedia dan mengevaluasi alternatif.
  • Evaluasi Pilihan (Evaluation of Alternatives)
  • Pada titik ini, konsumen membandingkan suatu produk atau layanan berdasarkan kriteria tertentu, seperti harga, kualitas, kesesuaian, dan manfaat yang ditawarkan. Evaluasi pilihan membantu konsumen untuk menyempitkan pilihan mereka dan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Keputusan Membeli (Purchase Decision)
  • Setelah mengevaluasi alternatif, konsumen akhirnya akan membuat keputusan untuk membeli produk tertentu. Keputusan ini mencakup pemilihan merek, tempat pembelian, jumlah produk yang dibeli, dan cara pembayaran. Meskipun keputusan pembelian sudah diambil, faktor-faktor lain seperti promosi atau diskon masih bisa memengaruhi keputusan akhir.
  • Sikap Pasca Pembelian (Post-Purchase Behavior)
  • Setelah melakukan pembelian, pelanggan akan menilai pengalaman mereka dengan produk tersebut. Jika produk sesuai dengan harapan mereka, kemungkinan besar mereka akan menjadi pelanggan setia dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Namun, jika pengalaman mereka kurang memuaskan, hal ini bisa mempengaruhi keputusan pembelian di masa mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun