Aaker (2020) menjelaskan bahwa brand awareness terdiri dari bebarapa dimensi utama: pengenalan merek (brand recognition) dan ingatan merek (brand recall). Pengenalan merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali merek saat melihatnya, sedangkan ingatan merek adalah kemampuan untuk mengingat merek tanpa bantuan visual. Aaker juga menyatakan bahwa tingkat brand awareness dapat bervariasi dari tidak menyadari merek hingga menjadi top of mind.
Keller dan Swaminathan (2019) menyoroti pentingnya brand awareness dalam membangun ekuitas merek. Mereka berpendapat bahwa brand awareness memungkinkan konsumen untuk mengaitkan merek dengan produk tertentu, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan pembelian. Kesadaran merek yang tinggi dapat meningkatkan suatu kemungkinan konsumen untuk produk tersebut daripada produk dari merek lain. Sementara itu, Wardhana, et al. (2019) menemukan bahwa brand awareness yang kuat berperan dalam meningkatkan suatu kepercayaan konsumen terhadap produk, sehingga mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Penelitian ini menunjukkan bahwa brand awareness tidak hanya sebatas pengenalan, melainkan sebagai penciptakan ikatan emosional antara konsumen dan merek.
Dari pandangan di atas dapat dikatakan bahwa kesadaran merek, juga dikenal sebagai merek kesadaran, adalah kemampuan konsumen untuk memahami dan mengenali merek tertentu.. Brand awareness tidak hanya berperan dalam pengenalan, tetapi juga berkontribusi pada loyalitas dan keputusan pembelian konsumen. Wardhana,  et  al.  (2019)  menyatakana bahwa  kesadaran  merek  (brand  awareness)  dapat dimanfaatkan  oleh  perusahaan  sebagai  informasi  dan sarana  dalam  memberikan  pemahaman  yang  lebih mendalam  mengenai  merek  produk  perusahaan  kepada konsumen maupun  pelanggannya untuk  membeli suatu merek yang  sudah dikenal  sehingga konsumen  maupun pelanggannya  akan  merasa  aman  dan  terhindar  dari berbagai  resiko  penggunaan  merek  produk  perusahaan. Berdasarkan berbagai pengertian kesadaran merek (brand awareness)  yang  telah  diuraikan  di  atas,  maka  dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek (brand awareness) merupakan  kesadaran  konsumen  terhadap  keberadaan suatu  merek  dalam  kelas  produknya  yang membedakannya dengan merek produk pesaingnya dalam kelas produk  yang sama  sehingga merek  tersebut dapat dikenali  maupun  diingat  dengan  baik  dalam  benak konsumen.
Faktor-Faktor Brand Awareness
Kesadaran merek merupakan aspek krusial dalam strategi pemasaran yang berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi dan mengingat merek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kotler, Keller, Brady, Goodman, dan Hansen (2019), terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kesadaran merek. Berikut adalah uraian mengenai faktor-faktor tersebut.
- Pengenalan Merek (Brand Recognition)
- Pengenalan merek merujuk kepada suatu kemampuan konsumen untuk mengenali suatu  merek ketika mereka melihatnya. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengenali logo, kemasan, atau iklan yang terkait dengan suatu merek tertentu. Tingkat pengenalan merek yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan konsumen untuk memilih produk tersebut di antara opsi lainnya.
- Ingatan Merek (Brand Recall)
- Ingatan merek mengacu pada suatu kemampuan konsumen untuk mengingat merek tanpa bantuan visual. Hal ini mencerminkan seberapa baik merek tersebut terasosiasi dengan kategori produk tertentu dalam pikiran konsumen. Tingkat ingatan merek yang tinggi menunjukkan bahwa merek tersebut telah berhasil menanamkan citra positif dalam benak konsumen.
- Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
- Faktor ini mencakup sejauh mana kesadaran merek dapat memengaruhi  suatu keputusan pembelian konsumen. Ketika konsumen sudah memiliki kesadaran yang sangat tinggi terhadap suatu merek, mereka cenderung memasukkan merek tersebut ke dalam pertimbangan saat berbelanja.
- Penggunaan (Consumption)
- Penggunaan berkaitan dengan tindakan nyata membeli dan menggunakan produk dari merek yang dikenal. Tingkat kesadaran merek yang tinggi dapat mendorong konsumen untuk memilih dan menggunakan produk dari merek tertentu secara berulang.
- Tingkat Kesadaran Merek
- Kotler et al. juga mengemukakan bahwa kesadaran merek dibagi menjadi beberapa tingkatan:
- Tidak Mengetahui Merek: Tingkat kesadaran terendah di mana konsumen tidak menyadari keberadaan suatu merek.
- Pengenalan Merek: Konsumen mengenali dan mengakui keberadaan suatu merek.
- Â Ingatan Merek: Konsumen dapat mengingat merek secara spontan tanpa bantuan.
- Teratas dalam Pikiran: Merek menjadi pilihan utama yang pertama terlintas dalam pikiran konsumen.
Pengukuran Brand Awareness
 Menurut Wardhana, Kotler et al. terdapat beberapa tanda yang bisa digunakan untuk menilai kesadaran merek, seperti:
- Kemampuan mengingat: Sejauh mana konsumen dapat mengingat nama merek ketika ditanya.
- Kemampuan mengenali: Sejauh mana konsumen dapat mengenali merek dalam konteks kategori produk tertentu.Keputusan pembelian: Seberapa besar pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian pelanggan.
Keputusan Pembelian
Definisi Keputusan Pembelian
Proses keputusan membeli merupakan tahapan krusial dalam tingkah laku konsumen yang melibatkan serangkaian langkah sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli suatu produk atau layanan. Menurut penelitian Yuniar dkk. (2021), proses keputusan membeli adalah rangkaian yang dilakukan pelanggan sebelum membeli sebuah produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam konteks ini, proses keputusan membeli mencakup langkah-langkah di mana konsumen mengidentifikasi kebutuhan, mencari informasi, dan mengevaluasi opsi yang tersedia.
Gusti dkk. (2021) menambahkan bahwa sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen umumnya melakukan proses pengambilan keputusan terlebih dahulu. Proses ini melibatkan penilaian terhadap produk yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga muncul niat untuk melakukan suatu pembelian.