Kepada Sang Kebenaran
Mengapa terus memenjarakan orang? Bila semua tentang keadilan dimakan oleh sang kebenaran
Mengapa terus memenjarakan penjahat pucat? tapi penjahat ini pucat, tak ada rasa bersalah di wajahnya? Apa kau telah memejamkan matamu, sang kebenaran? agar hidupmu terjamin? Agar hidupmu nyaman? Ataukah untuk membungkam seseorang disaat kau melakukan nepo?
Kukatakan kepada sang kebenaran.
Aku percaya pada ketidaksadaranku untuk Ia akan membawaku ke manapun Ia suka
Kukatakan kepada sang kebenaran.
Aku tak takut pada siapapun
Untuk kau ingin memenjarakan aku. Takut ku tidak!
Takut hanya alat bagi mereka untuk mengendalikan sang Domba
Tapi Aku bukan domba.
Aku tak peduli lebih baik pergi ke tidur yang abadi.
Untuk hari esok: Biarlah datang hari esok.
Kepada Sang Kebenaran pt. 2
kulihat dua mata pisau
Dua-duanya tumpul
Di satu sisi, dua ekor perempuan membunuh Sang kebenaran dan mengambil keuntungan dari sebuah kehadiran
Di sisi lain, ada ayah naga dan anak naga yang memanipulasi pekerjaan menjadikannya turun-temurun.
Sang ayah kini adalah Sang penilai yang siap memenjarakan dua ekor perempuan. Ia katakan itu ilegal, disaat Ia memasukan seekor naga ke dalam kawanan domba.
Tentang Mentalitas dan Cinta
Entah aku yang tidak berani karena tidak bisa menghadapimu saat dirimu berada dalam kawanan, sedangkan aku berdiri sendiri.
Atau
Entah kau yang tidak berani karena kau suka berada dalam kawanan dan takut sendiri.
Kukatakan pada keberanianku: bahwa Ia bukanlah budak!
Ia tidak terkurung dalam sebuah kandang dengan para domba!
Pergi kemana kawananmu pergi: aku pergi kemana pun aku suka.
Ia tidak percaya akan keamanan palsu, yang mana mereka pun akan disembelih pada masanya.
Pada saat yang sama aku berlari diantara rumput hijau di birunya langit di cerahnya awan
MESKI sungguh! Aku mencintaimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H