Dengan menggabungkan kedua kondisi di atas, kita akan tahu bagaimana penawaran dan permintaan terhadap suatu barang atau jasa jika ditentukan pada titik harga (P) ataupun kuantitas (Q) tertentu. Selain itu, kita pun akan mendapatkan titik keseimbangan pasar atau yang biasa disebut titik ekuilibrium, seperti terlihat di bawah ini.
[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="(aldigozali.com)"]
Â
3. Elastisitas Penawaran & Permintaan
Dengan memahami hukum penawaran dan permintaan, kita bisa dengan mudah memprediksi bagaimana kecenderungan perilaku entitas-entitas dalam menanggapi gejolak pasar. Grafik penawaran dan permintaan di atas menjelaskan kepada kita bagaimana, ketika harga naik, konsumen cenderung membeli lebih sedikit dan produsen cenderung menawarkan lebih banyak. Dan, ketika harga turun, konsumen cenderung membeli lebih banyak dan produsen cenderung menawarkan lebih sedikit. Perubahan kuantitas permintaan dan penawaran yang disebabkan berubahnya harga suatu barang atau jasa ini dapat membantu kita dalam menilai elastis tidaknya permintaan dan penawaran tersebut.
Sebagai contoh, misalnya kuantitas mobil "Rambogenit" yang diminta turun dari 50.000 unit menjadi 30.000 unit ketika harganya naik dari Rp100.000.000 menjadi Rp130.000.000 per unitnya. Jika dihitung, kondisi tersebut akan memberikan kita angka perubahan (ε) sebesar [absolut] 1,3 -- yang menurut teori ekonomi permintaan akan mobil "Rambogenit" itu sensitif terhadap perubahan harga sehingga dikatakan elastis.
Sebagaimana mungkin kita ketahui bersama, teori ekonomi mengatakan kalau suatu barang atau jasa dikatakan: elastis (elastic) apabila memiliki ε di atas 1; elastis uniter (unit elastic) apabila ε sama dengan 1; dan inelastis (inelastic) apabila ε di bawah 1.
[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="(aldigozali.com)"]
Â
Ketentuan di atas juga berlaku untuk kasus elastisitas harga penawaran. Intinya, barang atau jasa dikatakan elastis tatkala perubahan harganya mempengaruhi kuantitas penawaran atau permintaannya secara signifikan (sensitif) dan dikatakan inelastis tatkala perubahan harganya tidak terlalu mempengaruhi kuantitas penawaran atau permintaannya (tidak sensitif). Barang-barang primer seperti beras, bensin, dan garam termasuk barang yang inelastis permintaannya terhadap harga.
Â