Jika ditanya, manakah sistem yang lebih baik untuk diadopsi? Jawabannya bergantung pada kondisi perekonomian dan pertimbangan pemerintah masing-masing negara. Pertimbangan tersebut utamanya akan mengerucut pada tiga pilihan kebijakan: kurs tetap, arus modal bebas, dan kebijakan moneter yang otonom. Yang jelas, ketiga kebijakan ini, seperti kata Chatib Basri dalam tulisannya "Unholy Trinity" yang dikutip dari bukunya Paul Krugman "Exchange Rate Instability", tidak dapat dijalankan secara bersamaan.
Simpelnya, boleh saja suatu negara memutuskan untuk mematok kursnya pada nilai tertentu dengan mata uang negara partner dagang terbesarnya, tapi jangan terlalu berharap kebijakan moneternya pun bisa otonom. Boleh saja suatu negara menjalankan kebijakan moneter yang otonom dan arus modal bebas, tapi jangan berharap kursnya pun bisa terus tetap. Begitulah serba-serbinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H