Mohon tunggu...
Aldi Gozali
Aldi Gozali Mohon Tunggu... Akuntan - A lifelong learner

A true learner who loves to write about business, economics, and finance. | All the articles here are originally taken from https://aldigozali.com. Visit there for more articles. | Twitter: @aldigozali | Email: aldi.gozali@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harga Minyak Dunia Anjlok, Skenario Besar Arab Saudi?

30 Oktober 2014   23:04 Diperbarui: 5 Juli 2015   07:34 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mempertahankan Pasar Asia

Pertimbangan selanjutnya adalah pasar Asia. Dengan status Asia sebagai konsumen utama minyak Saudi maka sangatlah penting bagi kerajaan tersebut untuk mempertahankan pangsa pasarnya di wilayah ini. Saudi mungkin akan kehilangan pangsanya jika menahan minyaknya di harga yang tinggi mengingat China -- sebagai importir terbesar -- sedang mengalami kelesuan ekonomi. Selain itu Rusia pun dikabarkan siap memanfaatkan kelesuan ekonomi China -- yang dapat menimbulkan efek domino kepada negara-negara Asia lainnya -- ini dengan menawarkan minyaknya pada harga yang lebih murah. Kondisi yang sarat dengan doktrin pasar demikian semakin menjadikan penurunan harga minyak sebagai suatu keniscayaan yang harus diterima Saudi.

 

Menghambat Amerika Serikat

Lebih jauh, saya melihat adanya kemungkinan Saudi menjegal Amerika Serikat (AS). Seperti yang juga sudah saya bahas pada artikel sebelumnya, sejatinya kondisi minyak dunia yang dihargai "murah" seperti sekarang ini sangatlah menguntungkan AS mengingat statusnya sebagai net oil importer. Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, minyak murah juga bisa menjadi beban bagi AS.

Bagaimanapun, AS tetap salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia, yang tentu saja memiliki atensi pada struktur biaya. Harga minyak yang rendah bisa berdampak pada biaya produksi yang tidak efisien, apalagi dengan keadaan produksi mereka yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan sikap Saudi yang membiarkan harga minyak terus merosot seperti ini, berbagai perusahaan minyak internasional (international oil company/IOC) yang ada terancam gulung tikar, cita-cita AS untuk menggapai kemandirian di bidang energi pun akan terhambat. Hal ini barangkali sejalan dengan kepentingan Saudi, mengingat kontribusi AS pada pendapatan minyak negeri Raja Abdullah bin Abdulaziz itu cukup besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun