Mohon tunggu...
Aldi Gozali
Aldi Gozali Mohon Tunggu... Akuntan - A lifelong learner

A true learner who loves to write about business, economics, and finance. | All the articles here are originally taken from https://aldigozali.com. Visit there for more articles. | Twitter: @aldigozali | Email: aldi.gozali@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Emas di Tahun 2015: Kembali Silau atau Semakin Redup?

11 Januari 2015   17:17 Diperbarui: 5 Juli 2015   07:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

14209210011359084680
14209210011359084680
 

 

Supply-Demand

Tekanan lain pada industri emas juga datang dari sisi persediaan dan permintaannya (supply and demand). Permintaan emas secara keseluruhan terus mengalami penurunan, sementara persediaannya cenderung tetap.

Berdasarkan tonasenya, permintaan emas di kuartal 3 2014 (Q3'14) tercatat sebesar 929,3 ton atau lebih rendah 2% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya (Q3'13). Penurunan ini dipimpin permintaan emas batangan yang turun 27% dibanding Q3'13. Simak tabel di bawah untuk lebih jelasnya.

14209211251580756118
14209211251580756118
Kondisi ini membuat permintaan emas global 2014 (Q4'14) diprediksi masih akan lebih rendah (yoy), sementara persediaan cenderung tetap pada posisinya (grafik 1). Seperti biasanya, kita bisa menerjemahkan kondisi ini sesuai dengan hukum pasar, dimana permintaan yang lebih sedikit dari persediaan atau penawarannya akan membuat harga barang (dalam hal ini emas) turun. Hal ini tentu akan menjadi hambatan tersendiri bagi harga emas untuk kembali bangkit di tahun yang baru ini. Dasar ini kemudian dipakai oleh berbagai institusi keuangan seperti Goldman Sachs, Commerzbank, dan Standard & Poor's untuk menurunkan proyeksi harga emasnya di tahun ini, yang rata-rata berkisar di $1,200 per troy ons.

14209200061723486046
14209200061723486046

 

Harapan dari Rusia dan Tiongkok

Berbagai data utama memang menjadi pertanda kalau emas sulit untuk mendapatkan kembali posisinya sebagai safe haven di tahun ini. Namun, semua itu tidak berarti emas sudah benar-benar kehilangan asanya. Anjloknya harga emas ini adalah sebuah krisis bagi industrinya dan terkait hal ini, selalu ada prinsip yang bisa dipegang dalam pasar keuangan: selalu ada peluang di balik setiap krisis. Prinsip ini berlaku untuk segala aspek dalam dunia keuangan, termasuk pasar emas.

Menariknya, beberapa negara seperti yang menyadari akan hal ini. Sebut saja Rusia dan Tiongkok. Dua negara komunis itu menjadi contoh menarik dalam kasus ini. Rusia, sepanjang tahun lalu, tercatat menjadi negara yang paling rajin membeli emas. Tak tanggung-tanggung, negara terluas sejagat itu mencatat penambahan emas sebanyak 172,4 ton selama tahun 2014. Hal ini menempatkan Rusia sebagai negara dengan kepemilikan emas terbanyak ke-6 (sebelumnya ke-8) dengan jumlah 1.187,5 ton atau setara dengan 10,8% cadangan emas dunia. Data ini sungguh bisa menjadi katalis yang mendongkrak permintaan emas.

Sementara Tiongkok, rakyatnya terkenal tidak terlalu mempedulikan perkembangan harga emas. Ini lantaran sebagian besar emas yang mereka beli tidak digunakan dengan tujuan investasi, melainkan hanya sebatas perhiasan. Hal inilah yang membuat permintaan emas di Tiongkok tetap kuat. Tahun ini, harapan terbesar bagi industri emas dari Tiongkok akan datang dari perayaan tahun baru imlek (lunar new year) yang jatuh pada 19 Februari 2015.  

 

Studi Teknikal

Harga emas relatif stabil sebulan terakhir ini dengan kisaran pergerakan di $1,175 - $1,230. Harga terakhir emas (saat tulisan ini disusun; Sabtu, 10 Januari 2015) adalah $1,223, menguat 35 pips (2,9%) dibandingkan penutupan pekan lalu di level $1,188. Namun begitu, dalam jangka menengah-panjang, emas masih berada dalam fase bearish dan masih kecil kemungkinannya untuk bisa menguat dalam beberapa pekan ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun