Dearest Mr. President.
Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada bapak yang telah berani mengambil sikap tegas kepada para pengedar atau bandar ataupun kurir.
Ketegasan bapak membuat saya jatuh cinta dengan gaya kepemimpinan bapak dinegeri ini. Saya juga seorang pemimpin tapi dalam jumlah sedikit yaitu pemimpin keluarga. Dan akan saya contoh sikap tegas bapak dalam memimpin. Ketegasan walaupun harus lewat sebuah peluru.
Tetapi ada yang mengganjal dalam hati saya. yaitu sebuah pertanyaan yang mmbuat saya tidak mengerti jalan pikiran bapak president. Dan jika diperkenankan maka saya ingin mengajukannya kepada bapak president.
Kepada bapak president Republik ini yang saya hormati.
saya ingin bertanya apakah bapak melakukan eksekusi itu didasarkan kepedulian bapak terhadap para korban narkotika yang jumlahnya 15.000 pecandu yang sudah mati, sehingga bapak mengatasnamakan mereka dalam setiap eksekusi?.
Jika bapak menjawab YA
Maaf sebelumnya pak president. jika begitu bapak president salah.
Karna yang perlu bapak kwatirkan itu adalah beratus ribu atau berjuta dan lebih tepatnya data bnn 4,8 juta anak bangsa ini yang siap menyusul 15.000 korban yang mati dan bapak sesalkan itu.
Dan jika bapak menjawab TIDAK.
Berarti bapak berfikirnya telah sama dengan saya. Karna memang tidak seharusnya kita mengusik orang yang Sudah istirahat panjang dalam belaian kasih dan sayang ALLAH. SWT
Apalagi sampai dzalim menyebut dan memakai nama mereka untuk mengeksekusi orang lain. Karna itu fitnah. Mereka pecandu dan bukan pendendam. Lagi pula mereka tidak butuh nyawa orang lain akan tetapi mereka hanya butuh doa saat ini untuk menyejukan tidur mereka dikeabadian sana. Karna eksekusi tidak bisa membuat mereka hidup kembali dan berkumpul lagi kepada keluarga tercintanya.
Baiklah,
Jika bapak bilang tidak maka artinya bapak lebih peduli kepada para korban narkoba yang masih hidup kan?
tapi apakah bapak tau nasib para pecandu dinegeri ini?. Pastilah bagai seorang raja karna banyaknya orang yang berteriak lantang jika mengaku diri mereka peduli melebihi kedua orang tua pecandu. Lihat yang mendukung rencana bapak itu adalah semua pejabat yang mengatasnamakan mereka peduli korban atau pecandu narkoba.
Benarkan pecandu begitu disayang dan diperhatikan sampai harus menghilangkan nyawa manusia untuk membuktikan peduli itu?
Mari kita cari tau kehidupan para pecandu yang hidup di tengah 200 juta rakyat Indonesia yang sayang dan peduli kepada pecandu.
Jika bapak ingin tahu maka datanglah kepenjara yang terdekat. Lalu tanya kepada petugas soal kapasitas penjara tersebut?
Tanya berapa jumlah penghuni saat ini?. Bapak akan terkejut dan bertanya koq bisa kapasitas segini dihuni sebanyak itu?. Apakah indonesia itu banyak penjahatnya?.
Belum tentu pak. Coba saja bapak tanya kembali pada petugas penjara yaitu dari banyaknya napi tersebut apa saja kasus mereka?. Disini bapak boleh shock. Karna 80% itu kasus narkoba. Biasanya lapas dihuni 3500 an narapidana. 20 % nya itu adalah koruptor dan kriminal murni. Lapas Indonesia ada berapa?.
Apakah berarti sebanyak itu para bandar dan pengedar atau kurir yang tertangkap?.
Bisa dibayangkan jika pengedarnya saja segitu banyak maka korbannya bisa berlipat lipat jumlahnya.
Silahkan buktikan sendiri. Bapak berkunjunglah ke rehabilitasi dan tanyakanlah kesemua penghuni disana yaitu siapa yang masuk rehab berdasarkan SEMA yaitu surat mahkamah agung?.
Bapak bisa shock kembali melihat jumlahnya. Yaitu hanya 1 dan paling banyak 3 orang. Dari total penghuni yang ada yaitu 20 sampai 25 orang.
Pertanyaannya :
Jika dipenjara itu bukan pecandu. Dan yang dikirim ke direhabilitasi hanya 1 atau 3 orang. maka kemana ratusan ribu atau jutaan pecandu yang bapak bilang sangat peduli sama mereka?. Sehingga bapak pun menumpah kan darah manusia tuk buktikan kepedulian bapak terhadap pecandu yaitu korban narkotika?
Kemana mereka pak?
Koq sedikit ga sampai 50 jumlahnya.
Surat jilid 1. Mempertanyakan?
Bersambung jilid 2. Sebuah fakta kebenaran.
Wassalam.
Juliet Mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H