Mohon tunggu...
Aldi Dwiky Haryadi
Aldi Dwiky Haryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universita Pendidikan Indonesia

Hobi menggambar saya kadang membuat pusing juga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Pendidikan Zonasi Tanpa Adanya Kesetaraan Sekolah

15 Desember 2022   08:06 Diperbarui: 15 Desember 2022   08:19 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan bidang kehidupan yang mempengaruhi kepentingan semua orang pada semua tingkat sosial budaya di berbagai belahan dunia, pada berbagai tingkatan, dari yang paling tradisional sampai yang paling modern. Pendidikan juga berlangsung sepanjang hayat, setiap orang mengalaminya sejak lahir dan berakhir ketika dikubur dari buaian sampai liang lahat.

Sejak dulu pendidikan memanglah suatu hal yang sangat penting ,dan di Indonesia pun mempunyai peraturan wajib sekola 12 tahun yaitu SD,SMP,SMA . Dengan itu menciptakan manusia yang bernorma dan berakhlak baik, dan menghasilkan masyarakat yang lebih berkualitas. Dilihat sekarang sistem pendidikan terus berubah-ubah untuk menghasilkan pendidikan yang baik dan berkualitas mulai dari caraa belajar, bahan ajaran ,waktu pembelajaran (fullday) ,perubahan kurikulum dan sistem zonasi . Tujuan sistem zonasi adalah untung menyetarakan rating atau nilai suatu sekolah di mata masyarakat . Dengan hal-hal itulah yang membuat banyak pro dan kontra yang dihasilkan akibat system zonasi ini.

Lalu apa itu system zonasi? System zonasi yaitu adalah system yang mengatur proses penerimaan siswa siswi baru atau peserta didik baru sesuai dengan daerah atau wilayah tempat tinggal dari peserta didik, system ini diatur dalam kermendikbud No.14 tahun 2018 sistem ini ditunjukan agar tidak ada sekolah-sekolah yang dianggap atau dikenal favorit dan non-favorit. Dan hal itulah banyak yang menimbulkan pro dan kontra karena system zonasi atau peraturan baru yang disahkan dan ditetapkan oleh pemerintah.

Penggunaan system zonasi ini memang bagus untuk pemerataan siswa dan siswi di daerah Indonesia, sehingga tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit atau sekolah unggulan, namun kenyataannya sekolah favorit dan unggulan masih saja ada, karena kurangnya pemerataan dalam sarana prasarana dan fasilitas yang diberi pemerintah kepada setiap sekolah, sehingga dengan tidak adanya atau kurangnya kesataraan ini yang membuat tetap adanya sekolah favorit atau sekolah unggulan

Bukannya pemerataan yang didapatkan, malah membuat para pelajar yang sudah susah payah belajar untuk mendapatkan sekolah yang di inginkan dapat dikalahkan oleh pelajar yang rumahnya dekat dengan sekolah yang di inginkan. Bukan berarti masuk ke sekolah yang tidak di inginkan tidak bagus, namun karena ketidak setaraan dalam sarana prasarana dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah yang membuat system zonasi ini tidak bagus atau belum layak digunakan di Indonesia.

Kita melihat saja negara yang pernah menjajah kita yaitu Jepang. Jepang merupakan negara yang menerapkan system zonasi terbaik, karena dengan kematangan dan perhitungannya dalam penggunaan system zonasi ini sehingga negara Jepang dapat mempergunakan system zonasi ini dengan baik dan sempurna. Mengapa jepang dapat menerapkan system zonasi terbaik? Karena jepang telah melakukan system zonasi ini selama 30 tahun lamanya jadi tidak heran mengapa system zonasi dijepang sangat bagus

Jepang juga dapat menerapkan system zonasi ini dengan baik bukan hanya karena sudah menerapkannya selama 30 tahun, namun jepang juga sudah memikirkan dengan matang agar system zonasi ini dapat berjalan dengan lancer, yaitu pemerataan atau melakukan kesetaraan dalam sarana prasarana dan fasilitas sekolah, sehingga tidak adanya kontra dalam penggunaan system ini di negara Jepang, karena dengan kesetaraan mutu sekolah inilah yang membuat system zonasi dapat diterima dan diterapkan dengan baik dalam lingkungan masyarakat, sehingga tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit atau unggul karena semua sekolah diJepang sudah merata semua fasilitas dan sarana prasananya

Lalu bagaimana agar system zonasi di Indonesia dapat berjalan baik dan lancar seperti di Jepang dan negara yang menggunakan system zonasi dengan berjalan lancar dan dapat diterima baik oleh masyrakat? Yang pertama sudah pasti dan sangat diperlukan yaitu semua sekolah memiliki mutu yang sama atau semua sekolah Dengan tingkat kualitas yang sama, tidak hanya proses belajar mengajar yang sama, tetapi juga bangunan fisik bangunannya pun sama. Misalnya, semua sekolah memiliki lapangan olahraga dengan ukuran yang sama. Semua ada kolam renang, aula serbaguna, sepatu dan tas, meja dan kursi, papan magnet dan toilet sama-sama bagus. Bahkan, semua soal tes ditanyakan sama di atas kertas HVS 80 gram full colour. Anak-anak tertarik pada gambar berwarna cerah. Jarang ada pertanyaan pilihan ganda. Menilik karakteristik fisik bangunan serta kesempatan belajar mengajar, tidak ada salahnya Jepang menjadi negara maju. Karena pemerintah menganggap kualitas pendidikan sangat penting.

Lalu yang kedua yaitu dari tenaga pendidiknya, penulis melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana guru profesional mengajar dan bertanggung jawab atas tugasnya. Bahan ajarnya banyak dan retorika pengajarannya tidak membosankan. Mereka terkadang bekerja hingga larut malam untuk mempersiapkan pengajaran dan pembelajaran. Semua guru memiliki keahlian mengajar, sehingga dapat dikatakan tidak ada guru yang bekerja sembarangan. Guru dan kepala sekolah diperkenalkan ke semua sekolah. Jadi tidak ada guru yang baik di sekolah ini sedangkan guru di sekolah tidak baik.

Kemudian yang ketiga yaitu infrastruktur yang sangat mendukung, karena dengan adanya infrastruktur yang mendukung ini, orang tua tidak perlu khawatir mengantar anaknya yang berusia 6 tahun 1-2 kilometer ke sekolah, karena ada jalur khusus untuk pejalan kaki. Saat ada persimpangan, ada lampu merah yang berfungsi dengan baik yang juga diikuti oleh semua pengendara. Sekolah Indonesia bisa meniru kegiatan open class seperti sekolah Jepang. Dimana orang tua bisa masuk ke kelas, bisa melihat proses belajar mengajar secara langsung.

Dan juga untuk pemerintah, system zonasi ini tidak dapat dipungkiri pasti banyak sekali kecurangan di dalamnya, maka pemerintah harus lebih teliti dan lebih tegas dalam menindak kecurangan yang dimungkinkan terjadi dalam system zonasi ini, untuk lingkungan pendidik pun jangan sampai menerima kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum sekitar, karena kecurangan tersebut dapat menurunkan kualitas Pendidikan Indonesia

Sistem zonasi ini juga menjadi catatan untuk orang tua para peserta didik, Kembali ke Tanah Air, sekolah dalam zonasi tempat tinggal memang belum tentu sekolah impian dengan segala kelebihannya. Tak bisa dipungkiri, hal ini pun dapat berimbas kepada kondisi psikologis peserta didik.

Psikolog mengatakan menyebut respons anak yang akan masuk SD, SMP dan SMA tentu berbeda. Namun hal yang sangat dan sam-sama mempengaruhi peserta didik adalah respons dari orang tua peserta didik, “Anak atau peserta didik yang mau memasuki Sekolah Dasar (SD) belum memahami tentang sekolah bagus, jadi seharunya tidak terlalu masalah. Tapi kembali lagi bagaiman orang tau menyikapi" kata psikolog. Peserta didik di usia Sekolah Dasar (SD) mereka masih bergantung terhadap orang tua, sehingga pemilihan sekolah menjadi keputusan orang tua peserta didik terssebut. Lalu semsentara anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada masa tahap praremaja yang memandang teman atau sahabat sebagai hal yang penting dan akhirnya dapat mempengaruhi pilihan sekolah. 

Lalu untuk anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA) kemungkinan akan merasa lebih kecewa dari pada anak dibawah SMA atau adik-adiknya saat tidak diterima di sekolah favorit atau unggulan.Secara psikologis cara peserta didik bersikap tidak bisa lepa dari bagaimana orang tua peserta didik membangun sikapnya. Tidak sedikit pada kasus yang saya temukan anak atau peserta didik mengejar sekolah favorit atau unggukan karena ambisi dari otangtua peserta didik itu sendiri. Tak jarang dari guru juga. Jadi kebanyakan adalah pengaruh orang dewasa

Kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah Sistem zonasi adalah seleksi penerimaan siswa siswi didik atau peserta didik baru dengan lebih adil dan transparan, ditetapkan sesuai tempat tinggal. System Zonasi ini mulai digunakan pemerintah pada tahun 2017 dalam Penataan System Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mengarah pada peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No.14 tahun 2018, tentang penerimaan peserta didik baru pada TK, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas  (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pemberlakuan dari system zonasi ini baru efektif pada tahun 2018

Namun system zonasi ini masih memiliki banyak pertikaian baik itu pro maupun kontra, untuk dampak positifnya yaitu terdapat pemerataan para peserta didik di bangku SD, SMP, maupun SMA, sehingga tidak ada lagi sekolah yang sepi peminat atau kekurangan siswa, dan juga membantu peserta didik dan orang tua yang memiliki rumah dekat dengan lingkungan sekolah tersebut sehingga tidak perlu lagi khawatir dengan jarak sekolah yang jauh, lalu untuk dampak negative dari system ini sayangnya masih begitu banyak, karena kurangnya keisapan pemerintah dalam menggunakan system zonasi ini, dari kurangnya pemerataan sarana  prasarana dan fasilitas di setiap daerah yang ada di Indonesia, yang awalnya system zonasi ini akan menghilangkan yang namanya sekolah favorit dan sekolah unggulan namun nyatanya sekolah favorit dan unggulan masih saja ada di negara ini dikarenkan tidak kesetaraan dalam mutu sekolah sehingga hal ini terjadi, dan juga pemerataan guru terhadap semua sekoalah yang ada di Indonesia, tdiak heran jika kita pernah melihat kekurangan guru di suatu sekolah karena memang kurangnya pemerataan dalam tenaga Pendidikan sehingga kurangnya tenaga pendididk di daerah atau lingkungan sekolah tertentu, hal ini juga yang menyebabkan masih adanya yang namanya sekolah unggulan atau sekolah favorit

Penulis menulis ini bukan berarti ingin menjelelekan system zonasi dari negara tercinta kita Indonesia, namun penulis ingin memberi tahu bahwa system zonasi yang dilakukan negara kita bukan system zonasi yang diharapkan oleh semua orang, karena system zonasi di negara kita seperti hanya menguntung beberapa orang saja, sehingga hal ini lah yang membuat penulis berpikir bahwa system zonasi kita ini masih kurang dari kata terbaik atau sempurna. Penulis yakin bahwa system zonasi di negara ini bisa terus berkembang dan bisa mendapat perubahan yang lebih baik sehingga system zonasi ini dapat diterima oleh semua masyarakat dan menguntung semua orang bukan hanya beberapa orang saja, dengan kerja sama dari semua orang yaitu pemerintah, masyarakat, dan juga kita sebagai generasi selanjutnya yang akan meneruskan negara ini, kita bisa berkaca dengan negara-negara lain seperti negara yang pernah menjajah kita yaitu jepang, jepang menggunakan system zonasi terbaik dan bisa dibilang sempurna karena kesetaraan dan pemerataan sekolah yang sudah dilakukan oleh negara jepang, tapi bukan berarti kita harus meniru negara jepang tersebut tapi kita bisa menjadikan contoh karena penulis yakin bahwa system zonasi di negara ini akan berjalan membaik kedepannya karena negara tercinta kita yang hebat ini adalah Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun