Mohon tunggu...
Aldianza Fatria
Aldianza Fatria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

Hallo teman-teman perkenalkan nama saya Aldianza, sekarang saya berada di Semarang. Bagiku mencari makna itu penting, aku harap masing-masing dari kalian dapat menemukan makna kalian sendiri. Salam kenal~

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Norwegian Wood": Kehidupan Aneh, Romansanya Lebih Aneh Lagi!

15 Mei 2020   00:22 Diperbarui: 25 Mei 2020   23:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekarang kamu di mana?" Midori bertanya lembut

Sekarang aku berada di mana? Sambil [Watanabe] tetap memegang gagang telepon, aku mengangkat muka, dan menebarkan pandangan ke sekeliling. Aku sekarang berada di mana? Tapi aku tidak tahu dimana itu. Juga tidak bisa mengira-ngiranya.  Sebenarnya di manakah aku ini? Yang tampak di mataku hanya sosok tubuh orang-orang yang tidak terhitung banyaknya sedang berjalan entah menuju ke mana. Aku terus memanggil-manggil Midori dari tengah-tengah tempat entah di mana.

Bahasan buku kali ini adalah mengenai buku yang ditulis dari Haruki Murakami yang berjudul Norwegian Wood yang terbit pada tahun 1987 dengan mengambil latar setting waktu 1960-an di Jepang. Buku ini sangat spesial menurutku karena menggambarkan dunia yang benar-benar absurd, masing-masing tokoh seakan-akan bersatu dalam mengisahkan kisah tentang absurdnya menghadapi dunia. 

Semua tokoh di sini menjadi sentral dan memperkaya cerita. Kisah ini bermula ketika Watanabe menjalin pertemanan dengan Kizuki dan Naoko sejak kecil hingga akhirnya bertemu Nagasawa, Midori, Reiko sebagai pembuka cerita tentang part yang baru.

Watanabe memiliki kesan yang bersahaja tidak mau ambil repot terhadap keadaan sekitar, serta memiliki keteguhan serta pandanganya sendiri terhadap dunia. Kegemarannya sendiri adalah membaca, salah satu bacaan favoritenya adalah Great Gatsby karya Fitzgerald dari sekian banyak bacaan klasik yang ia suka dari penulis lama seperti Trauman Capote, John Updike, Raymond Chandler. 

Naoko sendiri merupakan gadis yang 'lugu' serta penuh dengan emosional. Banyak momen-momen penting yang bisa kita ambil, beberapa di antaranya adalah tentang kematian pacar sejak kecilnya yang bernama Kizuki dan setelahnya merupakan pelampiasannya bersama Watanabe yang berakhir dengan tangisan dari Naoko.

Tangisan itu tidak serta merta muncul, tetapi muncul akibat pertanyaan "Apakah ini kamu pertama kalinya, kenapa tidak pernah tidur dengan Kizuki?" dari rasa sedih itu, Naoko melakukan pengobatan psikologis ke daerah pengunungan di utara Sungai Kamogawa di Kyoto. 

Lamban laun, hubungan Naoko dengan Watanabe semakin dekat, hingga di menit terakhir sebelum mereka menyatu, Naoko memutuskan untuk bunuh diri karena tidak sanggup. Tidak lupa pula bahwa lagu yang Naoko suka adalah Norwegian Wood karya The Beatles.

Kizuki sendiri merupakan pacar lama Naoko dan menjalin hubungan secara romantis, mereka menaruh saling suka dan senang. Namun hubungan romantis dan menaruh saling suka pun tidak cukup. Makin kesini banyak beban yang harus di pikul Kizuki, ketika dia tahu dari awal bahwa Naoko tidak bisa terangsang terhadap Kizuki. Tidak kuat terhadap itu Kizuki bunuh diri. 

Nagasawa merupakan teman satu asrama dari Watanabe yang memiliki minat yang 'aneh', berbeda dari kebanyakan, memiliki pendirian teguh, suka terhadap novel-novel klasik, serta dianggap memiliki visi serta kepintaran diatas rata-rata, namun tidak mengerti tentang perasaan manusia. Nagasawa-lah yang mengajarkan Watanabe terkait dengan kehampaan hubungan badan tanpa keterikatan cinta.

Midori merupakan tokoh yang bisa dibilang sebagai alternatif kisah cinta dari Watanabe semenjak Naoko pergi berobat psikologis. Midori digambarkan sebagai tokoh yang tegar, ceria dan bersemangat. 

Latar belakang dari perjalanan hidup Midori pun sama kelamnya, seperti memiliki Ibu yang tidak mendukung hobinya, Ayahnya tidak perduli dan ditinggal pergi ke Uruguay namun pada akhirnya di ketahui bahwa ayahnya bohong dan berada di rumah sakit karena tumor otak, sehingga Midori harus merawatnya. Di sisi lain, Midori menyukai cerita dan film mesum.

Reiko merupakan teman dari Naoko selama berada di tempat pengobatan psikologis, di samping itu pula ia merupakan perantara dari Naoko dan Watanabe. 

Latar belakang dari Reiko sendiri sejak kecil merupakan seorang pianis berbakat dan handal, namun kemampuan itu hilang akibat terlalu tegang dan stress menghadapi perlombaan. 

Ketika beranjak dewasa keinginan untuk menjadi pianis handal pun sirna, hingga akhirnya ada tawaran untuk mengajar anak kecil nan cantik untuk bermain piano. Ia mengajar bukan karena ingin, tapi merasa kasihan terhadap anak tersebut.

Anak itu pintar dalam melakukan banyak hal, termasuk berbohong, sering kali Reiko 'dibohongi secara sempurna' dengan kisah-kisahnya. Hingga akhirnya Reiko terjebak dan berhubungan badan oleh anak perempuan itu, Reiko terangsang hebat karena ulahnya, pengalaman pertamanya melakukan hubungan badan seluar biasa itu. 

Namun sebelum selesai, Reiko membentak dan memarahi anak tersebut, hingga anak tersebut keluar ruangan dan menyebar aib tentang Reiko yang menyetubuhi anak kecil. Dari situlah Reiko merasa psikologisnya terganggu kembali dan memutuskan ke pengobatan psikologis di pegunungan. 

Dari novel ini, menggambarkan banyak fenomena. Tentang absurd kehidupan, makna daripada cinta dan kasih, arti menunggu dan kepastian. Haruki Murakami memberikan gambaran secara jelas tentang masalah jiwa dan seks. Cerita yang dimainkan oleh Haruki Murakami dalam novel ini memberikan alternatif kisah yang diluar dari gambaran umum yang di konstuksikan oleh manusia.

Novel ini begitu menarik, saya berikan nilai 8.5/10 secara keseluruhan

*tulisan ini dimuat juga di blog pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun