Mohon tunggu...
Aldian Alfrillianda
Aldian Alfrillianda Mohon Tunggu... Programmer - error 404:location not found

kamu belum follow aja, aku udah follow back.

Selanjutnya

Tutup

Money

Filsafat Ekonomi: Kelangkaan (Scarcity)

30 Juni 2020   14:00 Diperbarui: 30 Juni 2020   14:06 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam ekonomi Islam, sumber ekonomi ciptaan Allah yang terdiri dari tanah, buruh, modal dan entrepreneurship itu tidak terbatas jumlahnya. Dengan kata lain, konsep kelangkaan (scarcity) yang ada dalam ekonomi konvensional itu ditolak oleh ekonomi Islam. Kerena kalau kita mengatakan sumberdaya ekonomi itu langka dan terbatas, maka secara tidak langsung kita mengatakan bahwa Allah Yang Maha Perkasa itu lemah dan tidak berdaya. Berikut ini adalah beberapa firman Allah SWT yang menegaskan bahwa Allah telah menciptakan sumberdaya ekonomi yang tidak terbatas baik yang bersumber dari langit, darat, dan bahkan dari lautan untuk digunakan secara optimal dalam membangun ekonomi umat, dapat kita lihat dalam ayat berikut: “…dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidak mampulah kamu menghitungnya…” (Q.S. Ibrahim: 34); “Adalah Allah swt yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai“; (Q.S. Ibrahim: 32)

Merujuk pada makna ayat-ayat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebenarnya, bukanlah sumber daya alam (nikmat) Allah swt yang terbatas, melainkan kemampuan (ilmu) dan ketaqwaan manusialah yang terbatas untuk mengekplorasi dan mendistribusikan sumber daya secara optimal dan adil. Penggunaan dan pendistribusian sumberdaya alam secara tidak tepat dan adil oleh manusia yang serakah juga telah menyebabkan sebagian manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pendek kata, Islam tidak mengenal konsep kelangkaan (scarcity) sumber daya alam, yang ada hanyalah terbatasnya kemampuan (ilmu) manusia untuk mengekplorasi sumber daya alam dan tipisnya kadar keimanan dan tingkat ketaqwaan (ikhtiar/do‘a) umat dalam usahanya untuk membangun ekonomi.

Kesimpulan

Dalam  ekonomi  syariah,  adanya  kesadaran  manusia  sebagai  seorang  muslim  bahwa  segala problema kehidupan pemecahannya harus berdasarkan Islam, jika kita kembali kepada masalah kelangkaan pangan yang Malthus kemukakan disebabkan oleh  meledaknya populasi penduduk yang  tidak  diberangi  dengan  jumlah  makanan  di  dunia,    maka  kita  akan  jumpai  firman  Allah SWT  dalam  Q.S.  Ibrahim  ayat  32-34 sebagaimana  telah  dijelaskan di atas.

Pada hakikatnya, Allah SWT telah menganugerahkan alam beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan manusia.   Setiap   manusia   sudah   memiliki   bagian   atau   rizkinya   masing-masing sehingga tidak mungkin ada kekurangan dalam hal pangan terkait dengan pertambahan jumlah penduduk  yang  terjadi.  Segala  sesuatu  yang  ada  di  dunia  ini sudah  diperhitungkan  oleh  Allah SWT  dan  diserahkan  kepada  manusia  sebagai  khalifah  di  bumi  ini,  maka  seyogyanya manusia mampu  untuk  mengelola  dan  mengolahnya  dengan  baik  dan  benar  bukan  demi  kelangsungan hidup jangka pendek saja  melainkan juga  jangka panjangnya. Namun, kebodohan, keserakahan dan  sikap  mubadzir  (sia-sia)  pada  diri  manusia  itu  sendiri  yang  sering  menjadi  kendala  dalam penyediaan kebutuhan-kebutuhan.

Sikap negatif manusia ini yang menjadi faktor  kerusakan,  seperti eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Kerusakan yang disebabkan  oleh  manusia  inilah  yang  diindikasikan  menjadi  salah  satu  penyebab  terjadinya kelangkaan sumber daya bagi generasi mendatang. Sehingga pada dasarnya kelangkaan pangan di  masa  mendatang  bukan  terjadi  karena  pertumbuhan  manusia  yang  begitu  pesat  yang  tidak diimbangi  dengan pertumbuhan  sumber  daya  pangan,  akan  tetapi  hal  ini  terjadi  sebagai  akibat dari  perbuatan  manusia  itu  sendiri  yang  tidak  benar  dalam  mengelola dan  memanfaatkan sumber daya pangan yang ada.

 

Daftar Pustaka

Rahmawaty, A. (2011). Ekonomi Mikro Islam. Kudus: Nora Media Enterprise

Novianto,  A.  (2017).  Memperbesar  Tentara  Cadangan  Pekerja:  “Bonus  Demografi”  dan  Ekonomi Politik    Negara    Neoliberal    Di    Indonesia, Kawistara Vol.    7    No.    2,187-200. DO10.22146/kawistara.18834.

Quthb, S. (2008). Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Dibawah Naungan al-Qur’an),Jilid I. Jakarta: Gema Insani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun