Mohon tunggu...
Pebri aldi
Pebri aldi Mohon Tunggu... -

Pebrinaldi lahir di Lubuk Malako,Sangir Jujuhan,Solok Selatan,pada tanggal 12 Februari 1988,yang bertepatan di hari Jumat jam 7.00. Mulai menulis pada saat menduduki bangku SMK,Diantara tulisannya adalah: Bagian Cerpen: Makan Teman,Cinta mati,Keagungan cinta,Terbayang-bayang cermin cinta,dll Bagian Puisi: Penantian dalam penyesalan,Terimakasih guru,Cinta ini membunuhku,Arti sebuah cinta,Tahta,Mencintaimu,Jika,Penantian cinta,Mata terbuka,Cinta setia,dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ORIENTALIS dan Kebudayaan Islam

3 April 2009   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:14 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WASHINGTON IRVING sebagai penulis terkemuka telah menjadi kebanggaan Amerika Serikat terhadap bangsa-bangsa lain dalam abad ke-19. Dia telah menulis buku tentang sejarah hidup Nabi. Dalam buku ini dibentangkannya sejarah Nabi itu dengan kemampuan retorika yang cukup besar sehingga tidak sedikit bagian-bagian yang dapat memikat hati pembacanya. Disamping kemampuannya itu kadang terlihat juga kejujurannya, tapi kadang tampak pula tidak toleran dan penuh prasangka. Buku ini disudahi dengan sebuah penutup yang menjelaskan pokok-pokok ajaran rukun Islam, serta apa yang dikiranya sumber-sumber yang berdasarkan sejarah yang telah dijadikan landasan ajaran itu, didahului dengan soal keimanan kepada Tuhan, kepada para malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari kemudian. Kemudian katanya:

"Rukun keenam dan terakhir daripada rukun akidah Islam (rukun iman) ialah jabariah.1 Sebagian besar kemenangan Muhammad dalam perang didasarkan kepada ajaran ini. Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup sudah ditentukan lebih dulu oleh takdir Tuhan, sudah tertulis dalam 'Papan Abadi'2 sebelum Tuhan menciptakan alam ini, dan bahwa nasib dan ajal manusia semua sudah ditentukan, sudah tak dapat dielakkan lagi. Dengan cara apa pun menurut kemampuan usaha dan pikiran manusia, sudah tak dapat dimajukan lagi. Dengan keyakinan ini kaum Muslimin terjun ke medan perang tanpa merasa takut sama sekali. Kalau mati dalam pertempuran demikian ini sama dengan mati syahid yang akan langsung masuk surga, maka mereka yakin salah satu ini pasti akan mereka capai -syahid atau menang.

Irving dan jabariah

"Ajaran yang menentukan, bahwa manusia tidak berdaya dengan kemauannya yang bebas itu untuk menghindari dosa atau selamat dari siksa, sebagian kaum Muslimin menganggapnya bertentangan dengan keadilan dan rahmat Tuhan. Beberapa golongan timbul. Mereka berusaha dan terus berusaha hendak meringankan dan memberi penjelasan mengenai ajaran yang membingungkan ini. Tetapi jumlah yang masih sangsi tidak banyak. Mereka ini tidak termasuk golongan Sunnah (orthodoks).

"Muhammad mendapat inspirasi tentang ajaran ini tepat pada waktunya. Memang ini ilham yang luar biasa terjadi pada waktu yang tepat sekali. Kejadian ini persis sesudah Perang Uhud yang malang itu, yang tidak sedikit makan korban sahabat-sahabatnya, termasuk Hamzah pamannya. Ketika itulah, tatkala kesedihan dan kegelisahan sedang mencekam hati sahabat-sahabat yang mengelilinginya, peraturan ini dikeluarkan -- bahwa manusia tak dapat mengelak dari kematian, bila ajal sudahm tiba, sama saja di tempat tidur atau di medan perang ...

"Kiranya orang takkan dapat melukiskan suatu ajaran yang lebih tepat dari ini untuk mendorong sekelompok tentara yang bodoh tidak berpengalaman itu menyerbu secara buas ke medan perang. Mereka sudah diyakinkan, kalau hidup mendapat rampasan perang, kalau mati mendapat surga! Karena ajaran ini juga tentara Muslimin sudah hampir tak dapat dikalahkan lagi. Akan tetapi ini juga yang mengandung racun yang akan menghancurkan kekuasaan Islam itu. Begitu pengganti-pengganti Nabi itu berhenti sebagai penakluk, begitu mereka menyarungkan kembali pedangnya untuk selama-lamanya, ajaran jabariah ini pun mulai pula mengerumit (menggerogoti) untuk merusak. Urat-saraf Muslimin sudah peka terhadap perdamaian, juga sudah peka terhadap kekayaan materi yang dibolehkan oleh Qur'an, dan yang merupakan pemisahan yang tajam antara prinsip-prinsip ini dengan agama Kristen, agama suci dan kasih sayang. Seorang Muslim yang ditimpa kemalangan menganggapnya sebagai nasib yang sudah ditakdirkan Tuhan dan tak dapat dihindarkan, jadi harus tunduk dan menerima, selama segala daya upaya dan pikiran manusia memang tidak berguna.

"Rumus yang berbunyi: "Tolonglah dirimu, Tuhan akan menolongmu" dipandang oleh pengikut-pengikut Muhammad tak dapat dilaksanakan, bahkan sebaliknya yang mereka ambil. Dari sanalah salib berhasil mengikis bulan sabit. Adanya bulan sabit ini sampai sekarang di Eropa - yang pada suatu waktu pernah mencapai kekuatan yang luar biasa hanyalah karena perbuatan negara-negara Kristen yang besar-besar; atau lebih tepat lagi: karena persaingan mereka sendiri. Bertahannya bulan sabit itu barangkali untuk menjadi bukti yang baru, bahwa: "barang siapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang."

Demikianlah kata-kata Washington Irving, orang yang dengan studinya itu belum memungkinkan ia dapat menangkap jiwa Islam dan dasar kebudayaannya. Salah sekali pendapatnya dalam mengartikan soal al-qadza wal-qadar (kadar atau takdir) serta soal ajal itu. Barangkali dia masih dapat dimaafkan mengingat beberapa buku Islam yang dijadikan bahan bacaannya membuat dia berpendirian demikian itu. Tetapi sebaliknya Qur'an, tidak dapat diukur dengan kalimat "Tolonglah dirimu, Tuhan akan menolongmu" dari segi kuatnya dorongan Qur'an supaya orang percaya kepada diri sendiri, dan bahwa manusia mendapat imbalan sesuai dengan perbuatan serta niat yang melahirkan perbuatan itu.

"Katakan: 'Wahai umat manusia! Kebenaran dari Tuhan sudah datang. Barang siapa menurut jalan yang benar, maka kebenaran itu buat kebaikan dirinya, dan barang siapa menjadi sesat, dia sesat karena dirinya juga'." (Qur'an, 10: 108.)

Qur'an dan takdir
"Barang siapa menurut jalan yang benar, maka kebenaran itu buat kebaikan dirinya; dan barang siapa menjadi sesat, dia sesat karena dirinya juga. Seseorang tidak dapat memikulkan beban orang lain, dan Kami tiada akan menjatuhkan siksaan sebelum Kami mengutus seorang rasul." (Qur'an, 17: 15).

"Barang siapa menghendaki keuntungan akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu, dan barangsiapa menghendaki keuntungan dunia akan Kami berikan juga. Tetapi di akhirat ia tidak mendapat bagian." (Qur'an, 42: 20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun