Seandainya Puan Menjadi Bacapres PDIP, Siapakah Pasangannya?
Ganjar hilang, Puan terbilang, Â demikian sampul depan majalah Tempo terbaru beredar. Dibuat karikatur Mega menyetir dan Jokowi berada dibangku kiri depan dan Puan di kursi belakang. Ganjar berdiri di luar mobil. Sebuah gambaran kondisi faktual PDIP tentang Ganjar dan Puan.
Lalu tulisan kedua tentang seandainya ini muncul. Seandainya benar-benar PDIP (baca : Megawati) menetapkan Puan Maharani sebagai Bacapres, siapakah pasangannya menjadi Bacawapres? Itukah yang akan dibicarakan dalam pertemuan dan lobby dengan Ketum Partai yang dikunjungi dalam safari politik PDIP berdasarkan penugasan Megawati?
Puan-Prabowo.
Dalam percakapan ketika berkunjung ke Hambalang, terbersit berita bahwa Puan meminta dukungan kepada Prabowo untuk menjadi Bacapres. Dan sekaligus meminta Prabowo menjadi wakilnya. Â Hal ini diributin para pengurus DPP Gerindra.
Para elit Gerindra menganggap permintaan Prabowo menjadi pasangan Puan sebagai wakil dianggap sebagai pelecehan terhadap Gerindra yang sudah memutuskan mencalonkan Prabowo sebagai Bacapres, bukan sebagai Bacawapres. Dalam Rakernas Partai Gerindra hal ini telah dijawab Prabowo. Juga secara tersirat, koalisi Gerindra dengan PKB sudah memenuhi syarat ambang batas presidensial, tidak perlu harus mencari mitra koalisi, Prabowo sudah mulus menjadi Bacapres.
Dengan demikian, maka berpasangan dengan Prabowo sebagai paslon Pilpres Puan-Prabowo menjadi sesuatu yang sulit. Walaupun dunia politik selalu dinamis dan segala sesuatu mungkin terjadi, namun masalah ini sulit. Secara psikologis, Prabowo sulit menjadi Bacawapres bagi Puan Maharani.
Puan-Erick Thohir.
Dalam perkembangan terakhir, Erick Thohir juga mendatangi berbagai partai politik. Termasuk dengan PDIP, Erick sangat baik menjalin komunikasi. Apakah PDIP akan berkenan memasangkan Puan-Erick? Bagaimana peluangnya? Kalkulasi politik akan cermat dan patut menghitung lawannya.
Seandainya Ganjar-Sandi, Prabowo-Muhaimin, Anies-AHY Â menjadi lawan dari Puan-Erick, bagaimana peluangnya? Jangan-jangan hanya ikut putaran pertama dan kalah, tidak masuk dalam putaran kedua. Ini butuh perhitungan matang. Menjadi pemenang pemilu legislatif yang cukup 19 persen, tetapi Pilpres harus diatas 50 persen. Ini sangat berat.
Puan-Andika
Seandainya pasangan Puan-Andika yang merupakan pasangan sipil-militer diajukan, bagaimana peluangnya? Apakah Andika berkenan menjadi wakilnya Puan.Â
Jika tidak ada tawaran dari Bacapres lain, mungkin Andika akan berkenan. Namun jika ada tawaran dari Bacapres yang lain? Misalnya Ganjar-Andika, siapakah yang akan dipilih Andika?
Elektabilitas Puan yang masih rendah belum bisa mengimbangi elektabilitas Prabowo, Anies dan Ganjar tentu patut menjadi perhitungan Andika. Sebagai mantan KSAD dan Panglima TNI, Andika tentu akan menghitung untung ruginya. Dan tentu peluang menangnya yang menjadi pertimbangan prioritas.
Jika peluang kalah lebih besar, mungkin Andika memilih tidak maju. Mungkin saja dia akan didapuk menjadi menteri oleh Capres yang menang. Itu jauh lebih baik.
Puan-Ganjar
Jika Puan tidak mendapatkan pasangan yang akan maju dalam Pilpres, mungkin pilihan terakhir adalah Ganjar. Maukah Ganjar menjadi wakil Puan? Bisakah Ganjar menolak perintah Megawati? Apakah Ganjar akan menolak dan memilih tidak maju sebagai Bacawapres?
Pertanyaan ini sangat wajar, melihat gaya dan cara PDIP melalui Megawati, Puan dan Bambang Pacul dkk di DPR RI yang mendiskreditkan Ganjar. Apakah Ganjar akan memilih diam atau tidak ikut dalam Pilpres, ini masih menjadi teka-teki.
Ganjar masih mungkin dicalonkan oleh koalisi partai lain, selain PDIP. Apalagi dalam pencalonan resmi November 2023, Ganjar sudah selesai dengan jabatannya sebagai Gubernur Jateng. jadi dia tidak ada lagi beban terhadap PDIP.
Sesungguhnya masalah psikologis antara Puan dengan Ganjar juga sudah ada. Walaupun separtai, tetapi Ganjar lebih dihargai oleh partai lain, berbeda dengan partainya sendiri PDIP yang seakan menganiayanya secara politik.
Dengan uraian dan berbagai kemungkinan pasangan Puan diatas, masih mungkin dengan pasangan yang lain. Namun bisa dilihat, Puan menghadapi berbagai tantangan untuk maju sebagai Bacapres. Bukan saja elektabilitas yang masih rendah, namun memilih pasangan dan mitra koalisi juga menjadi kesulitan tersendiri.
Bagaimana Puan dan PDIP, khususnya Megawati mempertimbangkan semua faktor diatas untuk memutuskan Bacapres dari PDIP? Apakah mereka akan tetap percaya diri mengajukan Puan sebagai Bacapres, tidak perduli siapapun pasangannya dan seberapa besar peluang menang? Atau Megawati akan berpikir strategis dan matang untuk menentukan siapa Bacapres dan Bacawapres untuk PDIP?
Pilihan Bacapres ini akan menentukan kemenangan PDIP dalam Pemilu 2024. Keinginan menang hattrick atau tiga kali berturut-turut akan ditentukan siapa Bacapres dan Bacawapresnya. Salah mimilih bisa membuat kekalahan dalam Pilpres 2024 dan gagal menang tiga kali berturut-turut dalam Pemilu 2024 bisa terjadi.
Sangat menarik untuk mengikuti pilihan PDIP dalam Pilpres 2024. Dibutuhkan kalkulasi politik, juga intuisi politik Megawati. Apakah kalkulasi, intuisi dan pertimbangan strategisnya akan tepat atau salah, biarlah waktu yang akan menjawab.
Salam Memilih Paslon Pilpres 2024.
Aldentua Siringoringo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI