Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surya Paloh-Nasdem, Antara PDIP dan PKS-Demokrat

25 Agustus 2022   08:56 Diperbarui: 25 Agustus 2022   09:25 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Surya Paloh-Nasdem, Antara PDIP dan PKS-Demokrat.

Tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini. Nothing impossible. Apalagi dalam polittik Indonesia. Pertemuan Paloh-Puan membuat PKS dan Demokrat kejang-kejang? Mungkin tidak begitu banget. Tetapi bagaimana jika PDIP dan Partai Nasdem berkoalisi dan meninggalkan PKS dan Demokrat? Kalau demikain terjadi bukan lagi sekedar kejang-kejang, mungkin PKS dan Demokrat bisa pingsan.

Gaya Surya Paloh menerima Puan Maharani, memeluk bagaikan anak sendiri membuat PKS dan Demokrat pusing tujuh keliling. PDIP, partai pemenang dua kali dalam Pemilu 2014 dan 2019 serta koalisi dengan Partai Nasdem mendukung Jokowi dua periode bukan hubungan yang ringan.

Jika koalisi itu terjadi, maka bisa diabayangkan bahwa PKS dan Demokrat bagaikan layang-layang yang putus talinya. Mengawang-awang dan jatuhnya entah kemana. Memilih Gerindra-PKB atau KIB menjadi penumpang saja sungguh tragis.

Koalisi dengan Nasdem, posisi PKS dan Demokrat membuat posisi berimbang dan sama. Tiga partai bergabung, barulah mencapai syarat kuota koalisi atau syarat ambang batas Pilpres. Salah satu hilang, koalisi melayang.

Bagaimana PKS dan Demokrat mengintensifkan dengan inisiatif sendiri untuk menjaga hubungan dengan Partai Nasdem agar tidak lari? Apakah mungkin Partai Nasdem lebih memilih PDIP ketimbang PKS dan Demokrat?

Dari sudut nama Bacapres, Partai Nasdem sebenarnya lebih dekat kepentingannya dengan PKS dan Demokrat. PDIP terganggu dengan penyebutan nama kadernya Ganjar Paranowo. Hal itu juga diatanyakan ketika pertemuan Paloh-Puan. Mungkinkah Partai Nasdem lari dari nama Bacapres yang sudah disaring melaui Rakernas?

Apakah pertemuan Paloh-Puan bisa menggoyahkan pendirian Partai Nasdem tentang tiga nama Bacapres tersebut. Prabowo dan Puan tidak masuk dalam daftar nama Bacapres Partai Nasdem. Prabowo mendekati PKB dan membuat koalisi baru. PDIP mendekati Partai Nasdem, bukan malah menjauh. Pendekatan Prabowo dan Puan berbeda dengan Partai Nasdem. Satu menjauh dan membentuk koalisi. Satu lagi mendekat dan belum bicara koalisi.

Seandainya PDIP dan Partai Nasdem berkoalisi, maukah PDIP menerima Ganjar sebagai Bacapres? Apakah penugasan Puan oleh Megawati menemui Ketum parpol dan yang pertama dikunjungi adalah Surya Paloh disengaja? Apa maksudnya? Mau menggoyahkan kerja sama Partai Nasdem, PKS dan Demokrat? Atau mau menggoyahkan 3 nama  Bacapres Rakernas Partai Nasdem?

Jika Partai Nasdem membentuk koalisi dengan PKS dan Demokrat, apakah PDIP mau bergabung? Atau PDIP mau menggiring Partai Nasdem untuk bersama-sama mengumumkan koalisi dalam waktu terakhir atau last minute?

Semuanya masih mungkin terjadi. Apakah pertemuan Paloh-Puan akan segera ditindaklanjuti dengan kunjungan balasan Partai Nasdem ke kantor PDIP? Ataukah mungkin Paloh bertemu Megawati? Jika pertemuan Paloh-Puan dilanjutkan dengan pertemuan Megawati-Paloh, maka kemungkinan koalisi akan semakin mungkin terjadi. Jika tidak? Bahkan PKS dan Demokrat yang semakin intensif dengan Partai Nasdem, bagaimana jadinya?

Partai Nasdem ke depan bisa memainkan strategi menggantung koalisi dengan PKS dan Demokrat. Jika komunikasi dengan PDIP diintensifkan, maka PKS dan Demokrat bisa goyah dan enggan berkoalisi dengan Partai Nasdem.

Jika seperti itu kemungkinannya, maka kita bisa mengamati perkembangan selanjutnya. Siapakah yang akan mengambil inisiatif komunikasi? Partai Nasdem atau PDIP untuk kedua partai ini. Untuk PKS dan Demokrat, apakah mereka akan berinisiatif membangun komunikasi yang lebih  instensif dengan Partai Nasdem?

PDIP mulai bergerak. Gerakan ini pasti akan mempengaruhi peta koalisi. Jika Puan bertemu dengan para Ketum partai koalisi pendukung Jokowi, maka patut diduga komunikasi antara partai pendukung Jokowi akan semakin solid. Apakah itu menjadi jaminan mereka tetap berkoalisi untuk Pilpres 2024, ini masih sebuah pertanyaan.

Isu pamit Surya Paloh kepada Jokowi sempat heboh. Begitu Puan datang menemui Paloh, keadaan menjadi berubah. Kekompakan yang ditunjukkan Paloh-Puan seakan menghapus ketegangan dan saling sindir antara PDIP dengan Partai Nasdem. Istilah Partai Sombong seakan terlupakan sejenak. Benarkah masalah ketegangan itu sirna sekejap dan hilang? Belum tentu juga. Surya Paloh wajarlah senang karena dikunjungi Puan atas perintah Megawati.

Apakah Surya Paloh akan menugaskan Prananda Paloh  mengunjungi Megawati sebagai kunjungan balasan Puan? Putera Mahkota dan Ketua DPP. Mungkinkah Megawati mau menerima Prananda Paloh dan menyambutnya antusias seperti Surya Paloh menyambut Puan?

Kita sedang menunggu perkembangan politik pasca pertemuan Paloh-Puan. Bagaimana jadinya? Kemana arah koalisinya? Partai Nasdem dengan PDIP? Atau Partai Nasdem denga PKS dan Demokrat? Mari kita tunggu kelanjutan kisah politiknya.

Salam Menunggu Koalisi.

Aldentua Siringoringo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun